Oleh: Andromedanisa
PERIHAL tanya, kita akan dihadapkan pada banyak pertanyaan. Mengapa demikian, mengapa tidak demikian, mengapa harus demikian.
Perihal tanya, kitapun akan dihadapkan dengan berbagai macam jawaban. Lalu pikiran kita menjadi riuh sendiri. Seolah-olah kitamerasa hebat karena dapat menyelesaikannya dengan baik, padahal tidak demikian.
Perihal tanya dan apapun yang sedang riuh. Akan ada masanya. Kita akan merasakan begitu lelah memikirkan segalanya. Kitaseolah-olah mampu menampung semua tanya dalam satu waktu. Kita menggantungkan diri dengan sebuah kenyataan yang sedetik kedepannya bahkan tidak kita ketahui.
Maka wajarlah, jika pada akhirnya kelelahan demi kelelahan menggelayuti kita. Pada titik ini kita akan paham, bahwasannya terlihat baik-baik saja itu tidak perlu jika hanya sendiri.
Kita perlu menjadi diri kita sendiri tanpa kepura-puraan ketika sediri. Sebab disanalah hati kita bisa menjalani perannya. Hanya kita dan Allah saja. Tidak ada yang lain.
Maka, untuk seluruh tanya hingga detik ini yang menggelayut. Hentikanlah. Sudah saatnya menyerah dan mempasrahkan semuaya kepada-Nya saja. Sebab ada bagian-bagian yang sampai kapanpun otak manusia manapun tidak akan pernah bisa menjangkaunya. Pada bagian ini kita harus mengimaninya. Ada takdir Allah atas segala ketetapan hidup kita.
Maka untuk segala tanya, sederhanakanlah. Mengadulah kepada-Nya dengan sebenar-benarnya perasaan tanpa kepura-puraan terlihat kuat. Sebab terihat kuat dan baik-baik saja dihadapan-Nya itu tidak baik.
Pada kenyataannya kita adalah manusia yang sampai kapanpun adalah makhluk lemah yang bergantung penuh kepada-Nya.
Sederhanakanlah, semua tanya akan ada jawabannya pada waktunya yang tepat. Tentu atas izin-Nya.
Tenanglah wahai diri, sederhanakanlah. []