ISTANBUL—Mantan pemimpin politik Hamas Khaled Meshaal pada Sabtu mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem Mei 2018 mendatang.
Washington mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan memindahkan kedutaan besarnya pada 14 Mei 2018, bertepatan dengan hari negara Israel didirikan dan secara resmi diakui oleh AS pada 1948.
“Kami menentang keputusan ini dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kami akan menentang perlawanan apapun terhadap Palestina,” kata Meshaal saat berbicara di simposium mengenai perang, migrasi dan kemiskinan yang diselenggarakan Universitas Fatih Sultan Mehmet, Istanbul.
Pada kesempatan itu, Meshaal mengutarakan harapannya pada pemerintah Turki agar mengambil tidakan tegas terhadap AS.
“Kami berharap Turki akan memberi tekanan pada AS,” kata Meshaal.
Dia juga mengulas tentang sikap Turki di kancah internasional yang dinilainya positif.
“Turki membantu Gaza, Al-Quds [Yerusalem], Irak, Myanmar dan banyak negara di Afrika. Saya percaya Turki akan mendapatkan sesuatu yang baik melalui usaha-usaha ini sebagai balasannya. Kami melihat Turki mendapat pertolongan Allah pada 15 Juli 2016.”
Diketahui, pada 15 Juli 2016 Turki berhasil menggagalkan kudeta yang didalangi oleh Organisasi Teroris Fetullah (FETO) pimpinan Fetullah Gulen. Kudeta gagal tersebut menewaskan 250 orang dan 2.200 lainnya terluka.
Mengenai pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem, menurut laporan media AS, Duta Besar AS untuk Israel telah menerima banyak tawaran dari donatur Yahudi yang bersedia mendanai bangunan baru untuk proyek tersebut.
Presiden Trump juga mempertimbangkan untuk menerima sumbangan dari pemilik kasino dan pebisnis terkenal Sheldon Adelson, yang berasal dari keluarga Yahudi, untuk membantu proyek tersebut.
Selain itu, menurut laporan tersebut, alasan di balik sumbangan untuk kedutaan tersebut adalah agar Presiden Trump tidak mengubah keputusan tersebut di masa mendatang sebagai bukti dukungannya terhadap Israel.
Kompleks kedutaan AS yang saat ini masih berada di Tel Aviv nantinya akan tetap difungsikan. Rencananya bangunan tersebut akan digunakan sebagai konsulat AS sekaligus cabang kedutaan AS untuk Israel yang pusatnya berada di Yerusalem. []
SUMBER: ANADOULU