KONFLIK Suriah, pada mulanya terjadi antara dua pihak yaitu kubu pemerintahan rezin Bashar al Assad dan kubu pemberontak. Namun, belakangan banyak pihak luar yang turut terlibat.
Sejak konflik dimulai, saat pemberontakan Suriah melawan pemerintah Assad, banyak kelompok pemberontak baru telah bergabung dalam pertempuran di Suriah dan telah bertikai satu sama lain.
Mulai dari dugaan keterlibatan Amerika Serikat, hingga masuknya Rusia dan Turki dalam pusaran konflik ini. Mereka berdalih membasmi pemberontakan dan teroris yang ada di wilayah Suriah, termasuk Ghouta Timur dan Afrin.
Sebenarnya siapa saja kelompok pemberontak yang dimaksud oleh rezim Al Assad tersbut?
Pertama, FSA. Kelompok ini adalah gabungan brigade bersenjata yang lepas dari militer. Kelompok ini dibentuk pada tahun 2011 oleh para pembelot dari tentara Suriah dan warga sipil yang didukung oleh Amerika Serikat, Turki, dan beberapa negara Teluk. Pada bulan Desember 2016, tentara Suriah mencetak kemenangan terbesarnya melawan pemberontak ketika merebut kota strategis Aleppo.
Kedua, ISIL/ISIS yang muncul di Suriah utara dan timur pada tahun 2013 setelah mengalahkan sebagian besar Irak. Kelompok ini dengan cepat memperoleh ketenaran internasional atas eksekusi brutal dan penggunaan media sosial yang energik untuk merekrut pejuang dari seluruh dunia.
Ketiga, Kelompok lain yang berperang di Suriah termasuk Mujahidin Suriah (Jaisy Al Islam, Jabh Al Fath Syam, Ahrar Syam dan Faksi Mujahidin Lainnya), juga Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Termasuk Hizbullah yang didukung Iran. []
SUMBER: FOKUS TODAY