INILAH realita emak-emak Indonesia yang sangat luar biasa. Realitas sesungguhnya yang dialami nyaris setiap hari oleh para emak di negeri kita tercinta ini. Apa saja?
1. Bangun sepagi apapun tetap saja panik dan grasa-grusu, apalagi kalau punya anak kecil yang baru sekolah
2. Semua pekerjaan dapur bisa dihandle kecuali masang galon
3. Dituntut menguasai banyak bidang vital dalam kehidupan. Bisa jadi ekonom, akuntan, pebisnis, public relations, guru, ustadzah, masterchef, dan lain-lain. Sementara suami cukup jadi teknisi dan sekali-sekali politikus.
4. Harus senantiasa strong, gak boleh berlama-lama sakit. Sakit dua hari biasanya dipersingkat jadi sehari. Kebalikan dengan sebagian suami-suami yang kadang sakit sehari berpotensi mark-up jadi dua hari.
5. Ada tiga media sosial konvensional tempat emak-emak sharing informasi faktual, yaitu arisan, ruang tunggu jemputan anak di sekolah, dan tukang sayur.
6. Ada dua hal yang mustahil dilakukan ketika punya anak usia 1 hingga 3 tahun, yaitu nonton dan menamatkan bacaan novel.
7. Jarang menikmati liburan. Jika rekreasi bersama suami dan anak-anak, sebenarnya bukan rekreasi, tapi hanya memindahkan lokasi rumah ke tempat rekreasi.
8. Di antara 100 resep masakan atau kue yang di-save as, yang dipraktekin baru sekitar 10 persen.
9. Salah satu sumber kegalauan tingkat dewa adalah ketika Tupperware belum dibalikin tetangga atau dibawa suami ke kantor dan ketinggalan karena lupa.
10. Salah satu sumber kebahagiaan sederhana adalah ketika melihat ada emak-emak lain yang lebih gemuk daripadanya.
11. Dan salah satu ironi adalah ketika program diet gak sejalan dengan porsi makan yang selalu dobel karena sisa makanan anak yang sayang dibuang.
12. Jika beli suplemen diet, maka maksimal 50 persen dikonsumsi, 50 persennya dikoleksi. Dan pajangan.
13. Melihat baju anak di toko, harga 100 ribu, gak minat. Tapi ketika baju yang sama dengan harga yang sama, tinggal ditambahin tulisan diskon 50% dari harga 200 ribu, mendadak minat.
14. Mengganti terminologi “bagus” dengan kata “lucu” atau “unik” untuk meyakinkan suami pada suatu barang yang layak beli.
15. Wanita lebih sering menggunakan hati ketimbang otak. Kebalikan dengan pria. Karenanya emak-emak lebih sering memecahkan masalah dengan spontan nangis, sementara suami lebih sering dengan spontan ngeles.
16. Permasalahan rumah tangga biasanya disikapi dengan dua cara, di-save atau di-delete. Itupun yang di-delete suatu waktu masih bisa di-restore dari recycle bin. Sementara suami lebih cenderung delete dan install ulang.
17. Silahkan yang mau tambahin.
Namun, di balik itu, sekuat apapun suami, se-superior apapun bapak, gak akan ada apa-apanya tanpa emak. Suami boleh mencari nafkah atau mencari solusi segala macam permasalahan, tapi kadang untuk mencari letak pakaian dalam saja butuh bantuan istri.
Oleh karena itu, buat para suami, sayangilah emak kalian, eh maaf, istri kalian. []
Artikel ini viral di media sosial dan blog. Kami kesulitan menyertakan sumber pertama. REVISI 30/3/2017. Banyak masukan dari netizen bahwa penulis asli artikel di atas adalah Arham Rasyid, dengan akun facebook https://www.facebook.com/arhamkendari.