EROPA tengah dihantam badai cuaca dingin ekstrem dan membekukan. Akibat bencana ini, korban dari berbagai negara di Eropa tewas membeku jumlahnya terus bertambah.
Melansir BBC pada Kamis (1/2/2018), gelombang dingin dan salju tebal masih akan berlangsung, dan akan diperparah oleh datangnya Badai Emma.
Puluhan orang dilaporkan tewas di berbagai penjuru benua ini, banyak di antaranya meninggal disergap cuaca dingin saat mereka tidur nyenyak.
Di Belanda, seorang pria 75 tahun tewas akibat jatuh membentur es saat berseluncur es, dan dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Di Polandia, korban tewas mencapai tak kurang dari 21 orang, sebagian besar korban adalah tunawisma, kantor berita AFP melaporkan.
Di London, seorang pria ditemukan meninggal di sebuah danau yang membeku.
Anehnya, terlepas dari bahaya suhu dingin, banyak warga Eropa yang justru menikmati cuaca yang membekukan itu.
Sekitar 2.000 orang terlantar di jalan tol di dekat kota Montpellier, Prancis. Beberapa di antaranya mengeluh karena sudah terjebak macet selama kurang lebih 24 jam.
Cuaca super dingin dan salju tebal menyebabkan pembatalan perjalanan kereta api di sejumlah negara, sementara di jalan raya macet total.
Suhu serendah -30C tercatat di sebuah puncak pegunungan di Jerman. Pada Selasa (27/2/2018), salju terlihat di lokasi kota kuno Pompeii, dekat Napoli di Italia selatan – padahal biasanya di sana suhu rata-rata bulan Februari adalah 6-14C.
Di Paris, suhu menukik hingga -6C, dan para pengguna kendaraan umum berbagi foto stalaktit di dinding dua stasiun metro.
Tingkat kematian secara keseluruhan akibat cuaca dingin sulit dilaporkan, karena setiap negara mencatat kematian tersebut secara independen.
Kantor berita AFP membuat perhitungan sendiri dan mengatakan bahwa sejak Jumat pekan lalu setidaknya 46 orang telah tewas. []
SUMBER: BBC