ISTANBUL—Pengacara Turki akan menggelar konvoy bertajuk “Conscience Convoy” untuk memprotes tindakan pelanggaran HAM yyang dilakukan rezim Assad terhadap perempuan selama konflik Suriah berlangsung.
Kegiatan itu dimaksudkan guna membantu 13.581 perempuan yang dikurung sejak 2011 oleh rezim Assad di Suriah.
Kampanye itu berupa konvoi 150 bus yang berangkat dari Istanbul pada 6 Maret dan akan berhenti di Izmit, Sakarya, Ankara, dan Adana sebelum sampai ke provinsi Hatay dekat perbatasan Turki-Suriah.
Konvoi ini direncanakan akan sampai ke area perbatasan tepat pada 8 Maret untuk menandai Hari Perempuan Internasional. Menurut Gulden Sonmez, salah satu penggacara Turki yangg mendukung aksi tersebut, ribuan perempuan Suriah yang mendekam di penjara-penjara milik rezim Assad telah menghadapi penyiksaan dan pemerkosaan.
“Beberapa perempuan bahkan sudah tiada setelah disiksa dan diperkosa dalam penjara, sementara yang lainnya menunggu diselamatkan,” kata Sonmez.
Tanggal itu pun dipilihnya untuk ‘menyoroti trauma yang dialami perempuan-perempuan ini’.
A #womenforwomen initiation is taking place in Turkey to mark this year’s International Women’s Day. #ConscienceConvoy aims to bring together thousands of women from 55 different countries to raise awareness for Syrian women who’ve been tortured and imprisoned during the war. https://t.co/dreuJ2jpWe
— Zümrüt Sönmez (@zumrutsonmez) March 1, 2018
Dia beserta beberapa rekan-rekannya berbincang dengan lebih dari 100 perempuan Suriah yang menderita dalam penjara-penjara itu dan sekarang hidup sebagai pengungsi di Turki.
“Mereka bercerita kepada saya tentang apa yang mereka lalui. Anak-anak gadis juga menjadi korban. Rezim Assad menggunakan perempuan-perempuan itu sebagai alat perang, sementara dunia terdiam,” jelasnya.
Konvoi kemanusiaan itu nantinya akan melibatkan perempuan dari lebih dari 50 negara dan berbagai macam profesi.
“Dari Amerika Latin hingga Jepang, dari Mongolia hingga Afrika Selatan, Kenya hingga Inggris, Eropa hingga Asia Tenggara, semua tampak antusias ikut serta,” terang Sonmez.
Perempuan-perempuan itu, termasuk para pengungsi Suriah, akan mengenakan kerudung untuk menggambarkan penderitaan para tahanan.
Gerakan ini juga akan menyertakan anggota parlemen perempuan dari Pakistan dan Aljazair.
Sonmez mengatakan para partisipan juga menuliskan imbauan kepada PBB, Organisasi Kerjasama Islam, Liga Arab, dan Uni Afrika.
“Kami berharap organisasi-organisasi internasional itu akan menanggapi permohonan kami dan mengambil langkah untuk menghentikan tindakan kejam itu,” kata dia.
Sonmez juga menegaskan bahwa pasukan rezim telah terlibat melakukan kejahatan perang. []
SUMBER: ANADOLU