SURIAH—Seorang dokter di lingkungan Ghouta Timur Suriah dilaporkan telah meminta bantuan dari Presiden AS Donald Trump, ketika muncul laporan tentang adanya serangan kimia terhadap warga sipil di negara yang dilanda konflik sejak 2011 silam.
Permintaan bantuan datang ketika rezim Suriah yang berkoordinasi dengan Rusia dan Iran, terus mengabaikan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata selama 30 hari untuk kepentingan kemanusiaan.
Akhirnya konvoi bantuan yang direncanakan datang pada hari Kamis (8/3/2018) ditunda akibat munculnya pertempuran sengit.
“Anda adalah presiden negara terbesar dan terhebat di dunia ini. Anda adalah presiden paling berkuasa di dunia ini. Jadi saya memanggil Anda untuk menghentikan pembunuhan tersebut, untuk menghentikan pengepungan ini dan membantu warga sipil di sini,” ungkap Dr. Bassam Bakri memohon kepada Trump dari sebuah klinik di Ghouta timur.
Pada Senin (5/3/2018), Washington Post melaporkan bahwa pemerintah Trump mempertimbangkan sebuah babak baru aksi militer melawan rezim Assad menyusul laporan penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil.
Trump memerintahkan sebuah serangan pada bulan April 2017 melawan lapangan udara Suriah sebagai tanggapan atas serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil, banyak di antaranya adalah anak-anak.
AS meluncurkan puluhan rudal jelajah selama serangan tersebut. []
SUMBER: FOXNEWS