Oleh: Savitry ‘Icha’ Khairunnisa
Kontributor Islampos, Tinggal di Norwegia
DALAM pergaulan sesama manusia, kita ini punya dua kecenderungan:
1. Kalau orang berbuat baik, ya memang sudah seharusnya begitu. Kita sering lupa (atau sengaja, atau malas) mengucapkan terima kasih. Lebih parahnya lagi, terkadang perbuatan baik itu terlupakan seiring berjalannya waktu.
2. Kalau orang berbuat salah, sedikit saja, kita mudah meradang dan susah memaafkan. Atau kalaupun memaafkan, ada embel-embelnya: “aku maafkan, tapi aku tak akan melupakan”. Forgiven not forgotten.
Bukankah seharusnya dibalik?
Banyak-banyaklah berbuat baik pada siapa saja, lalu lupakan. Namun jangan pernah lupa berterima kasih apalagi melupakan kebaikan orang, sekecil apapun, pada kita.
Sebaliknya, ketika kita berbuat salah pada siapa saja, segeralah meminta maaf, lalu catat kesalahan itu di diri sendiri agar kita tak mengulanginya lagi.
Berbuat baik dan berbuat salah itu sudah sifat manusia.
Berterima kasih, mengingat, melupakan, atau memaafkan itu adalah pilihan manusia.
Tinggal kita mau pilih yang mana. []