Oleh: Ustaz Salim A Fillah
LENGAN-lengan baju disingsingkan. Beliung menghantam bebatuan. Debu-debu menguar mengaburkan pandangan. Tanah-tanah diangkut dengan cekatan. Dan lapar letih yang mencekik tajam dicekam kabar sepuluh ribu musuh yang mendekat kian.
Sosok agung itu turun pula ke galian. Dia ﷺ menghela bongkah-bongkah di atas kepala sementara bebutir kecilnya mengotori pakaian. Dari lisan sucinya ﷺ tersenandung kesyahduan. Lembut mengalun lalu dikeraskan, sebagai penyemangat perjuangan.
اللّهُمَّ لَوْلَا أنت مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا تَصَدّقْنَا وَلَا صَلّيْنَا فَأَنْزِل سَكِينَةً عَلَيْنَا وَثَبّتْ الْأَقْدَامَ إنْ لَاقَيْنَا إنّا الألى قد بَغَوْا عَلَيْنَا وَإِنْ أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا
“Ya Allah, andai bukan karenaMu, tiada kami kan reguk hidayah, Tak pula diri akan merunduk shalat, dan takkan bersedekah Maka turunkanlah ketenangan ke hati kami yang rusuh Serta kokohkan tapak-telapak apabila kami bertemu musuh Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku aniaya pada kami apabila mereka inginkan kami kembali pada kekufuran, kami takkan sudi”
Mendengar Rasulullah ﷺ bersyair, para sahabatpun menyambut dengan senandung janji setia.
نَحْنُ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا مُحَمَّداً عَلَى اْلِإسَلاَمِ مَابَقَيْنَا أَبَداً
“Kamilah orang-orang yang telah berbai’at kepada Muhammad untuk berteguh di atas Islam selama nyawa masih di jasad”
Dan luahan doa yang indah dari Kekasih Allah ﷺ menjadi penutup luapan hati mereka yang penuh makna itu.
اللَّهُمَّ إِنَّهُ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُ الآخِرَةِ فَبَارِكْ فِي الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرَةِ
“Ya, Allah sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirah maka kepada kaum Anshar dan Muhajirin anugerahkanlah berkah.” []