Oleh: Ustaz Felix Y Siauw
SEBEBAS-bebasnya manusia, pasti akan ada batasnya, artinya kita tidak bisa bebas sebebas-bebasnya. Malah sebenarnya kebebasan itu pasti ada aturannya
Misal seseorang mengatakan, “Saya bebas, saya boleh berbuat apa saja, tidak boleh ada aturan melarang saya”, dengan bilang begitu, dia sudah melanggar dua kebebasan
Yang pertama, dia melanggar kebebasan orang lain. Yang kedua, dia membuat aturan, agar kebebasan tidak dilarang. Artinya kebebasan pun harus punya aturan
Misalnya, seorang karyawan bebas melakukan apa saja, asal diluar jam kantor. Atau seorang Muslimah bebas membuka aurat, asal di depan mahramnya, atau yang berhak
Jadi tidak ada kebebasan sebebas-bebasnya. Artinya kalau ada yang mengatakan, “Aurat-aurat saya, dosa-dosa saya, maka bebas saya umbar”, ini pun aneh
Mengapa? Karena yang lain juga punya mata, bebas untuk mengarahkan pandangan, juga punya lisan, bebas untuk memberi masukan ataupun nasihat
Dan masalahnya lagi, bila semua orang dibiarkan membuat aturan untuk melindungi ‘kebebasan’ dirinya sesuai tafsirnya masing-masing, maka kacaulah kehidupan
Maka aturan ini harusnya bukan datang dari manusia, tapi dari yang Mahatahu, yakni Allah. Itulah logika sederhana di dalam Islam, Allah Mahatahu, Allah tentukan aturan
Bila sudah berada dalam aturan Allah, dalam ketaatan, itulah kebebasan hakiki. Karena mau tidak mau kita itu terikat dengan konsekuensi dalam kehidupan
Bagi yang meyakini hidup selepas mati, dan meyakini Allah. Inilah kebebasan. Maka Muslimah yang sejati, merasakan kebebasan sekaligus kebahagiaan dalam hijabnya
Menjadi wanita berkelas tidak ditandai dengan mengumbar aurat, kalau mengumbar aurat tanda berkelas, maka di Taman Safari kelasnya paling tinggi, begitu kiranya
Jadi dalam Islam, auratmu bisa jadi dosaku. Maka tugasku untuk memuliakan dirimu dengan memintamu menutup aurat. Ini kemuliaan dalam Islam yang tak diatur yang lain
Islam memuliakan wanita sesuai fitrahnya, sementara yang namanya feminisme itu malah menjauhkan wanita dari fitrahnya, alhamdulillah Islam cukup bagi kita. []