KISAH Abdullah bin Abbas yang merupakan sahabat masa kecil Nabi Muhammad SAW mampu memberi kita pelajaran bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Allah dan pentingnya ilmu pengetahuan yang komprehensif.
Sebagai manusia, kita memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan panutan untuk menjalani kehidupan yang kita jalani. Oleh karena itu, kita akan membaca kisah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah bin Abbas dan mengambil pelajaran berharga darinya.
Abdullah bin Abbas adalah sepupu Nabi dan putra pamannya, yaitu Abbas bin Abdul Muttalib. Dia adalah salah satu teman masa kecil Nabi yang masuk Islam saat masih muda. Inilah kisah sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Abbas.
Sebagai seorang anak, ia sudah mendapat perhatian dari Sang Utusan Allah yang mulia itu.
Seringkali Nabi Muhammad SAW menanamkan ajaran Islam pada sahabat kecilnya ini. Suatu saat, Nabi sedang berjalan menyusuri desa. Pada saat itu, Nabi menyuruh Abbas untuk mematuhi perintah Allah kepada Allahnya.
Jika dia menjauh dari larangan-Nya maka Allah akan mendekatinya. Ketika dia mengenal Allah maka ketika berduka, Allah akan bersamanya. Jika dia membutuhkan pertolongan, maka mintalah kepada Allah. Percayalah bahwa segala sesuatu ditakdirkan oleh Allah. Jika seluruh dunia setuju untuk membantu, tapi jika Allah tidak mengizinkan, maka hal itu tidak akan terjadi.
Sebaliknya, jika semua orang berkumpul untuk menolaknya, tapi jika Allah telah memutuskan tidak terjadi, maka hal itu tidak akan terjadi. Nabi Muhammad SAW juga menyuruhnya untuk melakukan kegiatan dengan ikhlas dan iman. Kesabaran akan membawa hasil positif, kemenangan akan tercapai dengan kesabaran, dan kesuksesan melewati penderitaan, dan kemudahan itu akan datang setelah mengalami kesulitan.
Itulah nasihat Nabi kepada Abbas.
Ajaran Nabi Muhammad (SAW) ini membuat Abbas sebagai teman masa kecil yang haus akan ilmu dan setia kepada imannya. Suatu saat, dia melihat bagaimana Nabi sholat dan dia tinggal di rumah bibinya yang merupakan salah satu istri Nabi, yaitu Maimunah binti Harith. Ini yang menjadikan Abdullah bin Abbas berpengetahuan luas sejak usia muda.
Saat Rasulullah SAW akan sholat di malam hari, Abdullah segera siap menyiapkan air untuk berwudhu. Saat itu ia jelas melihat bagaimana Rasul berwudhu. Nabi menjadi imam shalat dan Maimunah ada di belakang bersama Abdullah. Saat dia berdiri di belakang Rasul, dia menjadi sering bersamanya.
Tapi tak lama kemudian, dia kembali menarik diri karena merasa tidak pantas untuk selaras dengan Nabi. Selain itu, ia juga sering mendengarkan Majelis Rasulullah. Dia selalu mendengar dan menghafal setiap ajaran yang diberikan oleh Nabi.
Ketika Rasulullah wafat, Abdullah berumur tiga belas tahun. Dia merasa kehilangna sosok yang sangat inspiratif sebagai sumber sainsnya. Namun, Abdullah tidak terlalu lama berduka dan cepat bangkit. Mulai dari tempat dia berdiri mendapatkan ilmu. Dia berniat untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan melalui sahabat-shabat Nabi.
Memang, dia bertanya teman-temannya ke teman yang lain, meski tidak ada yang bisa menanggapinya. Akhirnya dia hanya belajar sendiri kepada sahabat Rasul untuk bertanya tentang Islam dan Hadis. Ketulusan sahabat Rasulullah sejak kecil ini dalam belajar bisa kita lihat dari berbagai upayanya. Jika dia mendengar kabar tentang orang yang hafal satu hadits, dia langsung menemui dia untuk bertanya tentang hal itu.
Tidak hanya hafal hadits, tapi dia juga meneliti sumber hadis. Pastinya, dia pernah meminta kepada tiga puluh sahabat nabi untuk mengajukan pertanyaan. Demikian kisah Abdullah bin Abbas pendamping kecil Nabi. []