RUSIA—Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menyerang ibu kota Suriah, Damaskus “Tidak dapat diterima.”
Lavrov mengatakan hal tersebut di ibu kota Kazakhstan, Astana pada Jumat (16/3/2018). Menurut laporan, Lavrov akan menemui rekan-rekannya dari Iran dan Turki, Mohammad Javad Zarif dan Mevlut Cavusoglu untuk menangani situasi di Suriah.
Menurut pemerintah Rusia, AS telah merencanakan sebuah operasi di Damaskus dengan menggunakan serangan bom kimia dengan dalih untuk mengalahkan kelompok oposisi di Ghouta Timur. Namun pemerintah Rusia menganggap bahwa langkah AS tersebut telah mengganggu kepentingan Rusia.
Sebelumnya, rezim Suriah telah menyerahkan cadangan bahan kimia pada tahun 2014 di bawah pengawasan PBB dan Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia.
Pada hari Senin (12/3/2018), Rusia mengatakan bahwa militer Suriah telah menemukan sebuah gudang milik oposisi yang didukung asing untuk membuat senjata kimia di daerah yang baru dibebaskan di Ghouta Timur.
Lebih lanjut, Lavrov mengatakan bahwa lebih dari 12.000 orang telah meninggalkan Ghouta Timur pada Kamis (15/3/2018) dan proses evakuasi akan terus berlanjut.
Kantor berita Rusia Interfax mengutip Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan bahwa sekitar 2.000 orang telah meninggalkan Ghouta Timur pada Jumat pagi.
Menurut kantor berita RIA, militer Rusia memerkirakan 20.000 orang telah meninggalkan Ghouta Timur hingga Jumat malam. []
SUMBER: PRESSTV