Oleh: Shafayasmin Salsabila
Pemerhati Keluarga dan Founder Ikatan Sahabat Hijrah Indramayu
Tangan menengadah berdoa.
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Doa yang seringkali dipanjatkan para orang tua, salah satunya berisi pinta agar anak-anaknya menjadi menjadi penyejuk mata.
Sembari mendawamkan doa, orang tua wajib berupaya sekuat tenaga untuk memprogres anaknya menuju kepada tercapainya cita. Agar menjadi penyejuk mata.
Anak-anak yang sholeh dan sholeha. Saat menatapnya muncul rasa bahagia. Seakan hadir bersamanya, sejuknya surga di dalam rumah. Penurut bukan penuntut. Anak-anak yang tidak rewel, tidak membuat susah orang tua. Tau adab dan melekat pada mereka akhlak terpuji. rajin, cerdas, berprestasi, serta penuh bakti dan pecinta ilmu.
Inilah anak yang di damba oleh para orang tua. Yang kelak doanya akan menjadi kebaikan bagi orang tua.
Namun, anak yang sholeh dan sholeha tidak begitu saja tercipta, menempel dengan sendirinya. Ada beberapa langkah yang harus di tempuh oleh para orangtua, diantaranya:
Bekal Iman dan Takwa
Dekatkan anak dengan Alquran. Mulai dari mengajari huruf hijaiyah, ilmu tajwid, hingga mentadaburi tiap ayatnya. Jadikan bahasa Alquran sebagai bahasa keseharian dan biarkan melekat dalam benak anak-anak.
Kenalkan anak dengan Penciptanya. Ajari ma’rifatullah. Media pembelajaran sudah sangat canggih. Bisa lewat CD, Flasdisk berisi video islam. Atau buku-buku bergambar yang kini sudah semakin booming di kalangan ibu-ibu muda. Bahkan ada buku yang berbentuk bantal. Anti sobek dan tidak kusut.
Tanamkan muroqobah, bahwa ada CCTV yang berlaku 24 jam sehari seumur hidup terus menyala. Mengawasi tindak tanduk anak manusia. Tak pernah rusak, tak ada lalai atau lengah. Di tengah keramaian atau saat sendiri menyepi, CCTV itu akan terus merekam. Jelaskan mengapa manusia diawasi? Siapa yang mengawasi? Apa yang diawasi? Hingga anak-anak tumbuh dengan memegang teguh prinsip hidup. Bahwa ada pertanggungjawaban di setiap amal yang dilakukan. Sebiji dzarahpun akan ditanyai. Di sidang untuk nanti diberikan balasan. Amal sholeh akan mendapat reward berupa pahala. Amal salah akan mendapat celaan dan siksa.
Seperti saat Lukman menasihati anaknya, yang diabadikan dalam Alquran:
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman: 16)
Berikan Uswah (keteladanan)
Anak-anak adalah peniru ulung. Maka penting bagi orang tua untuk memberikan contoh dan keteladanan. Seperti apa sikap saat marah. Komitmen dalam berjanji. Disiplin dan tepat waktu. Habit mengaji. Bersegera dalam ibadah.
Jangan sampai orang tua hanya pandai menyuruh dan menasehati namun tidak ia terapkan pada dirinya sendiri. Allah telah ingatkan:
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS As-Shaff : 2-3)
Memperhatikan Makanan
Jangan asal kenyang. Orang tua harus memastikan makanan yang masuk ke dalam perut anaknya adalah makanan yang halal. Baik dari segi zatnya ataupun cara memperolehnya.
Lingkungan Kondusif
Faktor lain yang bisa berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah lingkungan. Maka orang tua sebisa mungkin menjaga pergaulan anaknya. Memilihkan teman bermain yang baik serta pendidikan yang bernafaskan islam bagi anak-anaknya. Meskipun, sistem yang berlaku saat ini, membuat para orang tua miris sekaligus was-was. Itu adalah PR besar yang menuntut kerja keras seluruh lapisan umat untuk tergerak dalam merubah sistem secara fundamental.
Doa dan Tawakal kepada Allah
Doa orang tua terutama ibu akan Allah kabulkan. Karenanya jangan pernah mengecilkan atau melupakan kekuatan doa. Usaha sebaik apapun, tetap hanya kepada Allah lah tempat bersandar terbaik. Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Tawakal baik sejak diawal juga setelah upaya terbaik dilakukan.
Satu kalimat hikmah berikut ini, dapat menjadi satu renungan yang berharga:
“Sesuatu yang tidak punya tidak bisa memberikan apa-apa”
Maksudnya adalah orang yang tidak memiliki apa-apa maka tak bisa memberikan apa-apa. Sehingga wajib bagi para orang tua membekali diri mereka dengan ilmu dan pemahaman.
Apa yang akan diajarkan kepada anak jika orang tua sama sekali tidak memiliki ilmunya.
Karenanya seorang ayah dan ibu harus mau menjadi sosok pembelajar hingga akhir hayatnya. Jangan sampai orang tua kalah cerdas dari anak-anaknya.
Jika sudah demikian, maka tidak akan ada lagi kasus ‘kecolongan’ yang menimpa orang tua. Seperti yang yang tengah viral di media sosial. Video berdurasi pendek berisi tayangan seorang anak kecil yang tengah asik menonton adegan dewasa lewat dawai yang dipegangnya. Sementara ibunya berada tepat di sampingnya.
Atau kasus artis kondang yang anaknya terjerumus ke dalam dunia narkoba. Juga kasus lainnya yang membuat para orang tua mengurut dada. Miris, seakan ingin bertanya, bagaimana bisa? Wallahu a’lam bish-shawab. []