APA saja adab berbicara yang diajarkan Islam sesuai Alquran dan hadis?
Dalam artikel sebelumnya telah dibahas tentang beberapa adab dalam berbicara. Nah, berikut ini ulasan selanjutnya dari 15 adab tersebut.
11. Menghomati yang Lebih Tua dalam Berbicara
Dari Rafi’ bin Khudaq dan Sahl bin Abi Hatsmah, keduanya mengatakan bahwa Abdullah bin Sahl dan Muhaishah bin Mas’ud mendatangi Khaibar. Keduanya terpisah dalam peperangan, kemudian Abdullah bin Sahl terbunuh. Maka Abdurrahman bin Sahl, Huwaishah dan Muhaisah yang keduanya anak Mas’ud mendatangi nabi.
Mereka membicarakan perkara sahabat mereka. Mulailah Abdurrahman berbicara di mana ia yang paling muda pada kaum tersebut.
Maka Nabi berkata kepadanya, “Muliakanlah orang tua.” Maksudnya hendaklah yang berbicara terlebih dahulu adalah yang lebih tua.”
Itulah salah satu adab berbicara, terutama kepada orang yang lebih tua.
12. Tidak Memotong Pembicaraan Orang Lain
Adab berbicara selanjutnya adalah tidak memotong pembicaraan oranglain. Diam dan dengarkan pembicaraannya, bila ia telah selesai berbicara, baru kita bicara.
Rasulullah bersabda, “Jika engkau mengatakan ‘diamlah’ kepada orang-orang ketika mereka sedang berbicara, sungguh engkau mencela dirimu sendiri.” (HR. Ahmad 2/318, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1/328)
13. Tidak Tergesa-gesa Ketika Berbicara
Pembicaraan yang tergesa-gesa menyebabkan isi pembicaraan tidak bisa dipahami dengan baik oleh pendengar. Dalam berbicara, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak pernah tergesa-gesa, sehingga setiap orang yang duduk menyimaknya akan memahami apa yang beliau katakan.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Rasulullah tidak berbicara dengan cepat sebagaimana kalian berbicara dengan cepat. Beliau berbicara dengan tanda pemisah yang akan dapat dihafalkan oleh para pendengarnya.” (HR. Bukhari)
14. Merendahkan Suara saat Berbicara
Mengatur volume suara merupakan salah satu cara agar komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Berbicara dengan suara rendah bisa menyenangkan hati orang yang mendengarnya karena merasa dihargai. Sedangkan, meninggikan suara saat berbicara merupakan sikap meremehkan orang lain, serta dapat menimbulkan kebencian dan pertengkaran.
Allah berfirman:
“…dan pelankanlah suaramu, karena sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (QS. Luqman : 19)
15. Berhati-hati dalam Memuji
Pujian itu sebaiknya diberikan secara wajar agar orang yang dipuji terhindar dari sifat tinggi hati, sombong atau uzub. Terlalu tinggi dalam memuji juga dikhawatirkan menimbulkan sisi negatif lain terhadap hati. Sebab, puja dan pujian yang sebenarnya hanya pantas diberikan kepada Allah SWT. []
SUMBER: KITAB SERI ADAB BERBICARA | ABU HUDZAIFAH AT-THALIBI |MEDIA SHALIH