MOSCOW—Rusia mengusir 60 diplomat AS dan menutup konsulat AS di St Petersburg, Kamis (29/3/2018). Hal itu merupakan respon atas pengusiran diplomat Rusia oleh AS pada 25 Maret lalu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengatakan negara-negara lain yang mengusir diplomat Rusia harus bersiap-siap mendapat respons serupa.
“Adapun negara-negara lain, semuanya juga akan simetris dalam hal jumlah orang dari misi diplomatik mereka yang akan meninggalkan Rusia,” kata Lavrov.
Lavrov juga mengatakan, Duta Besar AS Jon Huntsman telah diberitahu tentang “tindakan pembalasan” ini.
Rusia menyatakan 58 diplomat AS di Moskow dan dua orang lainnya di kota Yekaterinburg menjadi “personae non gratae”.
Dalam sebuah pernyataan Gedung Putih menyebut langkah Rusia untuk mengusir para diplomatnya itu menandai “kerusakan lebih lanjut dalam hubungan Amerika Serikat-Rusia.”
Tindakan pengusiran diplomat Rusia bukan hanya terjadi di AS. Sebelumnya Inggris dan negara-negara Uni Eropa juga melakukan tindakan serupa.
Hal itu dipicu adanya tuduhan yang menyebut bahwa Rusia bertanggung jawab atas insiden diracunnya bekas mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan anak perempuannya, Yulia Skripal di Inggris.
Atas tindakan pengusiran yang berimbas secara global itu, Lavrov juga menuduh Inggris memaksa semua orang mengikuti wacana anti-Rusia.
“Tindakan pengusiran diplomat kami benar-benar tidak dapat diterima. Kami tahu, langkah itu diambil di bawah tekanan yang sangat keras dari Amerika Serikat dan Inggris dengan dalih kasus Skripal yang disebut,” ucap Lavrov. []
SUMBER: BBC