AMERIKA SERIKAT—Raksasa media sosial Facebook dilaporkan telah menghapus 135 akun yang diyakini terkait dengan Badan Riset Internet (IRA) yang berbasis di Rusia. Menurut laporan The Guardian, Rabu (4/4/2018), IRA dalah sebuah organisasi yang dituduh menyebarkan pesan perpecahan di internet, mendukung pemerintah Rusia dan berusaha melemahkan pesaingnya.
Facebook menuding IRA—satu di antara mereka yang dituduh hakim agung AS dengan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat (AS)—tidak memiliki tempat di Facebook setelah menyalahgunakan layanan itu.
Alex Stamos, kepala petugas keamanan, mengatakan 70 akun Facebook telah dihapus bersama dengan 65 profil di situs berbagi foto dan video Instagram.
“Lebih dari satu juta orang mengikuti setidaknya satu halaman Facebook yang dikontrol oleh IRA dan 500.000 diikuti setidaknya salah satu akun Instagram,” kata Stamos.
“IRA telah berulang kali menggunakan jaringan rumit dari akun yang tidak otentik untuk menipu dan memanipulasi orang-orang yang menggunakan Facebook, termasuk sebelum, selama, dan setelah pemilihan presiden AS 2016,” ungkap Stamos.
“Itu sebabnya kami tidak menginginkannya di Facebook. Kami menghapus kumpulan laman dan akun terbaru ini semata-mata karena dikontrol oleh IRA dan tidak berdasarkan pada konten. Ini termasuk komentar tentang masalah politik domestik dan internasional, promosi budaya dan pariwisata Rusia serta perdebatan tentang masalah sehari-hari,” tambahnya.
Stamos mengatakan perusahaan akan menghapus setiap akun yang terkait dengan IRA di masa depan.
“Kami tahu bahwa IRA—dan aktor jahat lainnya yang berusaha menyalahgunakan Facebook—selalu mengubah taktik mereka untuk bersembunyi dari tim keamanan kami. Kami berharap kami akan menemukan lebih banyak, dan jika kami melakukannya kami akan menjatuhkan mereka juga,” terang Stamos.
Pendiri Facebook bersama Mark Zuckerberg ini mengatakan bahwa langkah itu adalah “Langkah penting untuk melindungi integritas pemilihan di seluruh dunia.”
“Kumpulan halaman dan akun khusus ini digunakan untuk menargetkan orang-orang di Rusia dan orang-orang yang berbicara bahasa Rusia di negara-negara tetangga seperti Azerbaijan, Uzbekistan, dan Ukraina,” demikian Stamos. []
SUMBER: THE GUARDIAN