Oleh: Irwanie IrahWatiMurni
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Yang kutahu, hidupku hanya bersenang-senang, dan tak punya arah tujuan.
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Yang kutahu, rambut adalah mahkota indah perempuan.
Sehingga, sengaja kuumbar, dengan jepit dan pita merah, agar mendapat pujian.
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Yang kutahu, tubuh ini adalah milikku.
Maka, aku bebas kenakan apapun itu, terserah padaku.
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Kurawat kulit agar putih, untuk sengaja dipamerkan ke semua orang.
Jika aku ingin cantik, kupoles bedak tebal lipstick merah dipadupadankan baju seksi untuk menarik perhatian.
Ya…memang benar.
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Yang kutahu, kidung dan lagu-lagu galau kudengarkan, sambil meratapi masalah hidup yang membuatku tidak tenang.
Mengalahkan lantunan adzan dan suara mengaji alquran, yang didengar setiap pagi dan petang.
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Dengan bangganya, kugerakan anggota tubuhku di depan semua orang.
Biar semua orang takjub,senang, dan mengganggapku mengikuti perkembangan zaman.
Dulu, aku tak tahu syariat islam.
Kugoreskan pena, untuk membuat puisi-puisi cinta nan galau meratapi kehidupan
Bahkan sepucuk surat cinta untuk lelakipun, sudah pernah kuberikan.
Namun, semua hal yang kulakukan tidak membuat hidupku aman dan tentram.
Semua kesenangan tak bisa menghapus segala masalah, malah membuatku semakin hilang…semakin jauh arah tujuan.
Rambut yang kuumbar murah, malah membuat mata lelaki jelalatan.
Tubuh yang dibalut baju dan celana seksi, malah membuatku tidak bisa diam, hati merasa tak tenang.
Kulit yang diumbar ke semua orang, malah membuatku merasa selalu ada yang kurang.
Bedak lipstick tebal, malah membuat semua mata melihatku tidak karuan.
Kidung dan lagu-lagu galau, malah membuatku larut dalam kesedihan yang semakin mendalam.
Tarian yang kupertontonkan, malah membuat diri merasa rendah, ditatap gratis semua orang.
Puisi dan surat cinta yang kubuat, malah membuatku bak wanita murahan yang mengemis cinta, ingin mendapat kasih sayang dan perhatian.
Hingga..
Hingga suatu hari, saat hidupku semakin tak beraturan.
Aku lari kesana kemari mencari sebuah jalan.
Mencari sebuah pencerahan dari ilahi.
Berbagai cara telah aku lakukan.
Kucari cahaya agama lewat mesin pencarian.
Kucari cahaya agama dengan membaca buku, hingga aku pun banyak mendatangi berbagai kajian.
Akhirnya, kutemukan sebuah cahaya terang, menyinari hati dan kehidupanku yang dulu kelam.
Ya, cahaya itu ialah syariat islam.
Kumengetahui, rambut adalah aurat bagi perempuan.
Maka aku membalutnya, dengan sebuah kerudung
Kumengetahui, tubuh wanita adalah harta berharga yang harus dijaga perempuan.
Maka aku menutupinya, dengan pakaian lorong panjang yang dikenal jilbab atau gamis.
Kumengetahui, kaki adalah aurat bagi perempuan.
Maka aku bungkus kaki ini, dengan sebuah kaos kaki tebal agar tidak kelihatan.
Kumengetahui, kosmetik perempuan tidak boleh menjadi pusat perhatian.
Maka kujaga bedak dan lipstick, agar tidak berlebihan.
Kumengetahui, membaca dan mendengarkan quran akan membuat hati menjadi tenang.
Maka kulakukan, tilawah mengaji dan dengarkan murotal quran, supaya hati menjadi tentram.
Kumengetahui, lantunan adzan sebagai tanda panggilan cinta dari pencipta semesta alam.
Maka kubangun, meninggalkan segala urusan untuk melakukan shalat bersujud, memuja dan memuji Allah Tuhan Yang Maha Esa, pencipta seluruh jagat alam.
Ya, dengan belajar syariat islam.
Kini aku sadar, bahwa aturan-aturan yang Allah berikan kepada manusia bukan untuk mengekang.
Bukan karena Allah, membutuhkan amal kita.
Tidak,,,Allah sama sekali.
Allah tidak sedikitpun membutuhkan dengan ibadah apapun yang telah kita lakukan.
Tapi semua syariat islam, Allah berikan justru untuk kebaikan muslimah itu sendiri.
Mengangkat derajat, dan kemuliaan diri sebagai seorang perempuan.
Ya, kerudung, jilbab, kaos kaki bahkan cadar itu adalah harga diri perempuan.
Karena ia suci, maka tidak sembarang orang bisa melihat.
Karena ia mahal, maka tidak sembarang orang bisa membeli.
Karena ia mulia, maka tidak sembarang orang bisa menjamah.
Maka, banggalah kau wahai perempuan muslimah dengan syariat islam.
Kerudung adalah identitasmu.
Jilbab adalah identitasmu.
Kaos kaki adalah identitasmu.
Dan cadarpun adalah identitasmu.
Itu semua bukan fashion kekinian.
Itu semua bukan budaya kearab-araban.
Tapi semua itu adalah ciri khasmu sebagai seorang muslimah taat pada Rabb semesta alam.
Karena kau mulia, maka kau berbeda.
Karena kau beradab maka kau tak sembarang membukanya.
Karena syariat islam adalah aturan Allah sang maha pencipta
Karena syariat islam adalah petunjuk yang telah diajarkan Nabi Muhammad, pembawa risalah agama islam, penutup agama akhir zaman.
Mulialah engkau, wahai perempuan dengan syariat islam!
Islam rahmatan lilalamin, bagimu dan bagi kita semua. []
Kirim Renungan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.