WINA—Pemerintah sayap-kanan Austria mengumumkan rencana larangan penggunaan jilbab bagi perempuan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Jika rencana semacam itu menjadi sebuah undang-undang, larangan tersebut akan berlaku bagi anak perempuan hingga sekitar usia 10 tahun.
Pada konferensi pers dengan Wakil Kanselir Heinz-Kristen Strache dari Partai Kebebasan Austria (FPO), Kanselir dari kalangan konservatif Sebastian Kurz Kurz mengatakan mereka percaya ada sebuah masalah di sekolah-sekolah. Dia juga mengatakan, sebuah undang-undang akan dibuat.
Koalisi sebelumnya dari Sosial Demokrat dan kepemimpinan Kurz yang berasal dari konservatif, telah mengeasahkan undang-undang yang melarang penutup wajah, termasuk cadar yang menutupi seluruh wajah dari kaum Muslim di ruang publik. Namun, wanita dan anak-anak perempuan bebas untuk mengenakan jilbab.
Pemerintah Austria sendiri berencana untuk melarang para guru mengenakan jilbab. Namun, rencana itu dibatalkan setelah sebuah perdebatan terjadi terkait simbol-simbol agama di sekolah-sekolah, seperti salib Katolik yang masih menggantung di banyak dinding kelas.
Untuk memberlakukan aturan larangan jilbab di taman kanak-kanak, yang dijalankan oleh provinsi-provinsi di Austria, pemerintah akan membutuhkan setidaknya dua pertiga mayoritas suara di parlemen. Karena itu, dukungan dari Partai Sosial Demokrat atau Neos liberal akan dibutuhkan.
Sementara itu, Partai Sosial Demokrat mengatakan, mereka menginginkan seperangkat tindakan yang lebih luas. Namun, mereka juga tidak mengesampingkan kerjasama. Sementara Neos Liberal mengatakan, mereka akan memeriksa naskah yang dibuat oleh pemerintah.
Di sisi lain, organisasi Muslim utama di Austria belum memberikan komentar terkait rencana tersebut. []
SUMBER: TIMES OF OMAN | ORF