Oleh: Ust. Firanda Andirja, MA
KEGELISAHAN, kesedihan, sulitnya hati khusyu’, galau, sesaknya dada. Semua itu bisa hilang dengan berbuat baik pada orang lain.
Seseorang pernah mengeluh kepada Nabi tentang kerasnya hatinya, maka Nabi berkata: “Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan kepada si miskin”.
Hati yang prihatin terhadap orang lain maka akan diperhatikan oleh Allah dan dilapangkan.
Hati yang turut merasakan kesulitan saudaranya, akan luluh dari kesombongan dan kenikmatan dunia yang menipu.
Janganlah pernah meremehkan sikap berbuat baik kepada orang lain, bahkan sebuah senyuman kepada saudaramu semoga merupakan sebab membahagiakan hatimu.
Orang yang prihatin terhadap orang lain sesungguhnya telah prihatin terhadap hatinya sendiri. Orang yang berbuat baik pada orang lain sesungguhnya dialah yang lebih dahulu meraih kebaikan itu sendiri. Nabi bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah rasa senang yang kau masukan ke hati seorang muslim”
“Kunjungilah orang sakit. Bantulah faqir miskin. Senangkanlah hati anak yatim”
Ibnu Taimiyyah berkata: “Barangsiapa yang ingin sampai derajat al-abroor (sholihin) maka hendaknya setiap hari ia berniat untuk memberi kemanfaatan kepada manusia,” (Al-Iman Al-Awshoth) []