TANYA: Saya seorang istri. Apakah saya yang tengah haidh diwajibkan mandi besar setelah bermesraan dengan suami saya?
TS
JAWAB: Menurut Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid di islamqa.ca., Anda tidak wajib mandi setelah bercengkrama dengan suami Anda sebab Anda masih terhitung hadas selama darah haidh masih terus keluar. Hadas tersebut baru hilang setelah darah haidh berhenti. Barulah setelah itu Anda mandi. Sang suami tidak dibolehkan menggaulinya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:”Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci,” (QS. 2:222).
Suami Anda boleh melakukan apa saja kepada Anda selain itu. Berdasarkan hadits Anas Radhiyallahu ‘Anhu bahwa bila ada wanita Yahudi yang sedang haidh maka kaum lelakinya tidak makan bersamanya dan tidak tinggal bersamanya di rumah. Maka para sahabatpun bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci,” (QS. 2:222).
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Lakukanlah apa saja kecuali bersetubuh.”
Lalu sampailah hadits tersebut ke telinga orang-orang Yahudi, merekapun berkata: “Orang ini (Rasulullah) selalu berusaha menyelisihi kami dalam semua urusan,” (H.R Muslim no. 455). Wallahu a’lam. []