SEPULANG dari sawah, kerbau rebahan di kandang dengan wajah capek dan nafas yang berat. Lalu datanglah seekor anjing, kerbau kemudian berkata:
“Aah teman lama, saya sungguh capek dan besok ingin istirahat seharian.”
Anjing pun pergi, ia bertemu kucing di sudut tembok dan berkata:
“Tadi saya bertemu kerbau dan dia besok ingin istirahat dulu, sudah sepantasnya sebab bos kasih kerjaan terlalu berat.”
Kucing cerita kepada kambing dan berkata:
“Kerbau komplain, bos kasih kerja terlalu banyak dan berat, jadi besok tidak mau kerja lagi.”
Kambing bertemu ayam dan berucap:
“Kerbau tidak senang bekerja untuk bos lagi, sebab mungkin ada bos lain yang lebih baik.”
Ayam bertemu monyet dan berkata:
“Kerbau tak akan kerja untuk bosnya, dan ingin mencari kerja di tempat bos yang lain.”
Saat makan malam, monyet bertemu bos dan berkata:
“Bos, tolong ajari kerbau dengan baik, akhir-akhir ini ia telah berubah sifatnya dan ingin meninggalkan bos untuk bekerja kepada bos lain.”
Mendengar ucapan monyet, bos lalu membunuh kerbau karena dinilai telah berkhianat kepadanya.
Itu mengapa ada kalanya suatu ucapan, sebaiknya berhenti hanya sampai telinga kita. Hendaknya dipikirkan baik-baik tentang resiko, manfaat dan akibatnya kalau ucapan itu akan diteruskan. []
Sumber: bbmagz.