Oleh: Samiha Hasan
MARAKNYA kasus pelanggaran seksual terhadap anak usia dini menjadikan sebuah ketakutan baru bagi para orang tua. Para orang tua yang sejatinya ingin menitipkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak, ini berbanding terbalik dengan hasil yang didapat.
Kasus yang terjadi akhir-akhir ini menjadi permasalahan besar bagi pendidikan kita. Kemudian timbulah pertanyaan “Harus seperti apakah pendidikan di sekolah itu?”
Jika kita menengok ke belakang, kasus serupa pernah terjadi juga di beberapa sekolah negeri lainnya. Bahkan mirisnya, ada juga sekolah berbasis Islam. Lalu timbul lagi pertanyaan. Apakah sekolah itu benar-benar menggunakan ajaran islam pada kurikulumnya?
Terobosan-terobosan sebagian orang dalam mengelola pendidikan sudah dilakukan. Namun masih banyak orang yang masih mengadopsi aliran pendidikan barat.
Islam sudah mengatur segala tingkah laku umatnya. Dari mulai hal terkecil sampai terumit sekalipun. Namun, bagaimana seharusnya pendidikan islam itu ada?
Sistem pendidikan islam seharusnya mampu menjadikan anak didiknya bukan hanya pintar dalam bidang akademik. Namun dalam akhlak dan pemahaman yang dalam mengenai agamapun perlu. Saat ini, banyak peserta didik yang hanya tau pengertian ikhlas namun belum bisa mempraktekannya. Itu merupakan PR kita semua sebagai orang tua salah satunya. Kenapa orang tua? Karena gerbang pertama pendidikan anak adalah di keluarga.
Belum terlahirnya pendidikan yang benar-benar Islami jadi memaksa kita agar sama-sama bergerak dan sama-sama menciptakan gerbang atau menguatkan pondasi pendidikan dalam keluarga terlebih dahulu. []