RACUN kalajengking dari Amerika Tengah terbukti efektif dalam mencegah komplikasi.
Para peneliti dari University of Leeds menemukan bahwa racun margatoxin yang terdapat pada kalajengking jenis kulit kayu, memiliki kekuatan minimal 100 kali lebih kuat dibanding senyawa lain untuk mencegah kegagalan cangkok vena.
Hasil penelitian terkait manfaat racun kalajengking ini sudah diterbitkan secara daring dalam jurnal Cardiovascular Research.
Ketua Peneliti, Profesor Beech, menjelaskan cara kerja racun kalajengking di tubuh pasien gagal jantung.
Racun akan menekan respons alami pembuluh darah terhadap cedera, sehingga menjaga pembuluh darah tetap bersih.
Mereka terkejut melihat efektivitas racun kalajengking ini. Dan hanya butuh sedikit molekul untuk mendapatkan efeknya.
Racun kalajengking benar-benar terbukti
Selang lima tahun kemudian, situs Medical Daily juga membahas manfaat racun kalajengking, ular, dan laba-laba untuk manusia.
Artikel itu diberi judul “Venom As Medicine: How Spiders, Scorpions, Snakes, And Sea Creatures Can Heal”, rilis 10 April 2015.
Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa racun dari binatang-binatang dan alam, benar-benar bisa menjadi potensi untuk pengobatan dan penyembuhan.
Para peneliti tentu melakukan penelitian terlebih dahulu dengan menyelidiki efek terapeutik dari berbagai macam racun binatang dan serangga.
Ternyata, ketika digunakan dengan cara benar, racun kalajengking benar-benar dapat menyelamatkan hidup manusia.
Khusus untuk racun kalajengking, rupanya memiliki sifat penghilang rasa sakit. Akan tetapi, tidak semua jenis punya khasiat yang sama.
Peneliti juga menemukan bahwa racun kalajengking bisa membantu memerangi kanker.
Peneliti dari Seattle, Dr Jim Olson, misalnya. Spesialis Kanker Otak di Rumah Sakit Anak Seattle ini pernah mengembangkan sesuatu yang disebut dengan “tumor pain” dari racun kalajengking yang berhasil mengidentifikasi kanker otak.
Dia merekayasa ulang protein spesifik dari kalajengking yang berasal dari Israel untuk membuatnya mengikat sel kanker, yang kemudian mengikatnya ke molekul fluorescent yang bertindak sebagai senter atau cahaya untuk membantu dalam mengidentifikasi sel di dalam tubuh. []
SUMBER: MERDEKA/LIPUTAN6