BELGRADE—Bosnia dan Herzegovina pada Senin (7/5/2018), memperingati Hari Masjid dengan acara-acara informatif di seluruh negeri.
Negara kecil di Balkan yang bertahan dari perang yang menghancurkannya pada tahun 1990-an, juga pembunuhan dan genosida Srebrenika pada 1995, itu merayakan Hari Masjid pada 7 Mei.
Sepanjang hari itu, orang-orang diberikan informasi tentang ratusan masjid dan rumah-rumah ibadah yang dihancurkan oleh pasukan Serbia dan Kroasia dalam perang Bosnia pada 1992-1995.
Tanggal 7 Mei diambil untuk mengenang dihancurkannya Masjid Ferhadija yang bersejarah di kota Banja Luka oleh pasukan Serbia. Masjid yang dianggap sebagai simbol sejarah negara tersebut rusak parah karena ledakan dinamit pada Mei 1993.
Masjid Ferhadija bukan satu-satunya masjid yang hancur oleh perang. Menurut Serikat Islam Bosnia, sebanyak 614 masjid, 218 musala, 69 tempat pembelajaran Al Quran, empat pondok darwis, 37 makam, dan 405 benda bersejarah yang dimiliki oleh yayasan-yayasan Muslim dihancurkan.
Sejumlah 534 masjid yang berdiri di dalam wilayah yang dikuasai pasukan Serbia juga dirobohkan, sementara 80 masjid lain yang berada di wilayah pasukan Kroasia juga diruntuhkan.
Menurut serikat, 80 persen dari 1.144 masjid di Bosnia dalam keadaan rusak parah. Selain pengrusakan masjid dan tempat ibadah lain, lebih dari 100 imam dibunuh oleh pasukan Serbia dan Kroasia.
Berdasarkan data, saat ini Bosnia memiliki 1.912 masjid. Sebanyak 789 masjid dan musala yang tadinya hancur kini telah dibuka kembali, sementara 89 lainnya masih menunggu untuk dibangun lagi.
Berkat bantuan restorasi dari badan bantuan Turki, Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA), setelah proses restorasi selama 15 tahun, Masjid Ferhadija kembali dibuka pada 7 mei 2016, tepat pada perayaan hari penghancurannya.
Masjid ini dibangun pada 1579 oleh Ottoman Sandzak Bey dan Ferhat Pasha dan dianggap sebagai salah satu pencapaian terbaik arsitektur Islam bernuansa Ottoman di Eropa. Ketika Perang Bosnia meledak pada 1990, masjid tersebut dihancurkan oleh Pasukan Bersenjata Republika Srpska.
Restorasi pertama masjid ini dilakukan pada 2001 oleh Serikat Islam Bosnia, namun terhenti karena kekurangan sumber daya. TIKA mengambil alih proyek restorasi tersebut pada 2014. []
SUMBER: ANADOULU