KETIKA fajar menyingsing setelah malam terpanjang dalam sejarah politik Malaysia, semakin jelaslah bahwa kekalahan Barisan Nasional dalam pemilihan umum berjalan sangat buruk.
Serangkaian menteri dan juga presiden dari empat partai komponen Barisan Nasional telah jatuh, dan koalisi itu hanya tersisa dengan 79 kursi parlemen dan empat negara bagian di bawah kendalinya.
Negara-negara pantai barat di semenanjung telah jatuh ke Pakatan Harapan, sementara pantai timur dibagi antara PAS dan Barisan.
Sarawak dan Sabah tetap di bawah Barisan, setidaknya untuk saat ini.
Tapi, tu adalah akhir dari sebuah era.
Lantas, apakah kedatangan Tun Dr Mahathir Mohamad untuk yang kedua kalinya ini merupakan awal dari sebuah era baru?
Mandat meyakinkan yang dia terima menunjukkan bahwa banyak rakyat Malaysia percaya demikian dan dia harus diberi kesempatan untuk melaksanakan janji-janji pemilu yang membawanya pada kemenangan ini.
Warga Malaysia telah menerima hasil pemilu dengan kematangan baru dan jelas bahwa mereka menginginkan transisi kekuasaan yang damai.
Ada desas-desus tentang orang yang menimbun mie instan dan makanan lain, tetapi politik Malaysia, meskipun ada banyak kegilaan disebutkan di Internet, telah melangkah jauh.
Apa yang membuat rakyat Malaysia memilih Mahathir? Kali ini, ada ayunan Melayu atau lebih tepatnya perjuangan kaum Melayu terhadap Barisan Nasional.
Lihatlah pada malam pemilihan, ketika wajah-wajah Melayu mendominasi ratusan pendukung Pakatan yang berkumpul di Padang Timur di Petaling Jaya menyusul berita bahwa pemerintahan Barisan telah jatuh. Mereka ingin menunjukkan dukungan mereka untuk perubahan dalam pemerintahan negara mereka.
“Tanah Melayu sangat tenang selama hampir satu tahun. Dari apa yang kami lihat pada 9 Mei, itu adalah pesan yang jelas dari jantung Melayu dan juga basis Melayu perkotaan bahwa mereka kecewa dengan apa yang mereka lihat di sekitar mereka. Beberapa dari mereka memilih PAS, beberapa yang lain memilih Pakatan, tetapi mereka semua menentang Umno,” kata Direktur Strategi KRA Group, Amir Fareed Rahim.
Ketika Amir mendengar bahwa kursi di Sarawak terbalik sekitar jam 19.00 malam pada malam pemilihan, dia tahu malam itu akan jadi sejarah.
“Begitu tembok timur dilanggar, saya tahu ombak akan datang,” kata Amir.
Tetapi sangat sulit bagi pihak Barisan untuk menerimanya dan pada konferensi pers pertamanya setelah pemungutan suara, Datuk Seri Najib Tun Razak mengecam berita palsu dan fitnah yang diarahkan kepadanya dan koalisinya.
Dia mengatakan dia menerima putusan rakyat, tetapi ia merasa tidak terima jika dikatakan bahwa kebijakan pemerintahnya gagal.
Itu bukan pidato yang mengakui kekalahan, dan pernyataannya bahwa itu adalah kekuasaan Konstitusi Yang Di-Pertuan Agong untuk memutuskan siapa yang harus menerima sebagai perdana menteri memicu segala macam spekulasi.
Fakta bahwa dia mengatakannya dua kali membuatnya tampak seperti semacam pernyataan kode.
Apakah ada sesuatu yang terjadi di belakang layar?
Perdana Menteri terpilih, yang oleh CNN disebut sebagai PM tertua di dunia, tiba di istana sekitar 16:30 dengan menggunakan limusin Proton hitam dengan plat nomor “Proton 2020”.
Mahathir seperti tengah berpakaian untuk kerajaan, sementara istrinya Tun Dr Siti Hasmah Mohd Ali tampak bergaya dalam baju kurung renda hitam dan perhiasan yang serasi.
Sumpah pelantikan “ditunda” dua kali dan ada seruan dari rakyat, termasuk Inspektur Jenderal Polisi dan Sultan Johor, yang mendesak agar transisi kekuasaan berjalan dengan lancar dan cepat.
Sebuah stasiun TV Singapura melaporkan bahwa Dr Mahathir dilarang memasuki istana pada hari sebelumnya, tetapi ternyata itu tidak benar.
Rupanya, bagian dari penundaan itu berkaitan dengan pertemuan Agong para pemimpin partai Pakatan secara individu terkahit pandangan mereka soal pelantikan Mahathir.
Dengan pengambilan sumpah yang dilakukan, para pemimpin Pakatan sekarang dapat memulai pembicaraan mengenai pos-pos Kabinet sehingga pemerintahan Mahathir yang baru bisa segera dimulai.
Dr Mahathir akan memiliki kuasa penuh saat koalisinya berusaha untuk memenuhi janji pemilihan di 100 hari pertamanya dan mengusahakan pengampunan kerajaan untuk Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Mandat yang besar datang dengan harapan besar tetapi untungnya, Perdana Menteri tertua di dunia hadir dengan dunia pengalaman.
Dan dunia sedang memperhatikan. []
SUMBER: THE STAR