SURABAYA—PP Muhammadiyah mengutuk keras serangan bom di 3 gereja di Surabaya.
Dalam rilis pers yang diterima Islampos.com, PP Muhammadiyah menyampaikan pernyataan sikapnya terkait serangan bom tersebut.
PP. Muhammadiyah menyampaikan duka cita dan keprihatinan yang mendalam kepada umat Kristiani dan mereka yang menjadi korban serangan bom di gereja. Sekaligus, mengutuk keras mereka yang melakukan penyerangan, apapun motif dan agamanya.
Menurut PP Muhammadiyah, membunuh manusia yang tidak berdosa adalah perbuatan keji dan kafir karena melawan ajaran agama dan bertentangan dengan kemanusiaan.
Oleh karena itu PP Muhammadiayah mendesak aparatur keamanan untuk mengusut tuntas aktor, provokator, dan aktor intelektual di balik pengeboman. Mereka mengimbau, aparatur keamanan hendaknya tidak terburu-buru menyampaikan pernyataan publik sebelum melakukan penelitian komprehensif sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran.
PP Muhammadiyah juga menimbau masyarakat hendaknya tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan yang disebarkan oleh pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat hendaknya tidak berspekulasi dan mengaitkan pemboman dengan peristiwa politik dan kelompok agama tertentu agar situasi tetap kondusif dan harmonis.
PP Muhammadiyah pun mendesak Pemerintah untuk menyelesaikan masalah kekerasan dan terorisme dengan seksama, menyeluruh, dan berkesinambungan tidak parsial, karikatif, dan sporadis.
Disamping itu, Muhammadiyah juga menegaskan kesiapannya membantu dan bekerjasama dengan Pemerintah dan seluruh kekuatan bangsa untuk mencegah terorisme.
Masalah terorisme harus diselesaikan dengan pendekatan semesta dan partisipatif. Pemerintah dan aparatur keamanan tidak bisa dan tidak seharusnya bekerja sendiri. Masalah terorisme harus diselesaikan dari hulu dan akarnya, jika penyelesaian ini tidak dilakukan maka aksi terorisme oleh aktor lain di tempat berbeda hanya persoalan waktu saja.
Seperti diketahui, serangan bom terjadi di 3 gereja di Surabaya. Lokasi pertama di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, kedua Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146 dan ketiga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna. []