Oleh: Fadlilatul Ilmillah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
WUDHU adalah membersihkan wajah, tangan, kepala, dan kaki dengan menggunakan air untuk tujuan bersuci. Wudhu ini wajib dilakukan ketika hendak melaksanakan salat, tawaf (mengelilingi Ka’bah), dan sebelum menyentuh kitab suci Alquran. Ikhtilaf ulama mengenai bersuci sebelum menyentuk Alquran. Menurut Imam Syafii, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah adalah wajib. Sedangkan menurut Ibnu Abbas r.a dan ulama Dhahiri tidak mewajibkan bersuci.
Allah SWT berfirman dalam Surotul Maidah ayat 6 tentang kewajiban bersuci sebelum menghadap Allah Yang Maha Suci.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قُمۡتُمۡ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغۡسِلُواْ وُجُوهَكُمۡ وَأَيۡدِيَكُمۡ إِلَى ٱلۡمَرَافِقِ وَٱمۡسَحُواْ بِرُءُوسِكُمۡ وَأَرۡجُلَكُمۡ إِلَى ٱلۡكَعۡبَيۡنِۚ……. ٦
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. Al Maidah [5]: 6).
Nah, selain Wudhu untuk ibadah wajib, kita juga dianjurkan untuk berwudhu sebelum berzikir, sebelum mandi wajib, dan menjelang tidur (termasuk bagi wanita yang sedang junub ataupun haid). Apabila kita wudhu sebelum tidur maka akan semakin banyak malaikat yang akan mendoakan. Para malaikat saat itu akan berdoa, “Wahai Allah, ampunilah hambaMu ini sebab tidur dalam keadaan suci” (HR. Al Thabrany dari Ibnu ‘Umar r.a). Selanjutnya, dianjurkan untuk selalu mengulang wudhu bagi orang yang dirasa masih dalam keadaan suci. Ini sifatnya sebagai penyegaran menjelang salat serta menambah pahala semata.
Selain itu kita dapat berwudhu sebelum berhias, memasak, berkendara, menemui tamu, dan kegiatan baik lainnya. Apalagi bagi pengajar dan pelajar dalam proses pembelajaran. Ilmu bersumber dari Allah SWT dan cahaya Allah banyak diberikan kepada orang sedang suci.
Umar bin Khattab pernah mengutus seseorang ke Syam (Syiria). Ketika utusan itu bertamu di rumah rahib, lama ia tidak membukakan pintu. Setelah mempersilahkan tamunya masuk, sang rahib berkata “Allah menyuruh Nabi Musa a.s untuk berwudhu tiap menghadapi penguasa yang zalim, agar selamat. Saya pun tidak membukakan pintu untuk semua tamu sebelum saya berwudhu.” Ibnu Subki dalam Kitab Thabaqat mengatakan, Allah pernah menasehati Nabi Musa a.s, “Jika kamu tertimpa bencana ketika tidak berwudu, maka jangan salahkan orang lain kecuali dirimu sendiri” (Al Fasyani, 2009: 64).
Wudhu dikatakan batal dan harus mengulanginya jika tidur terlelap, pingsan, tidak sadar karena obat atau minuman keras, gila, mengeluarkan sesuatu dari anus yaitu angin atau kotoran, mani, lendir dan darah, menyentuh kemaluan sendiri atau orang lain tanpa pelapis dan menyentuh perempuan yang bukan mahram artinya tidak ada hubungan keturunan, baik persusuan atau pernikahan. Menyentuh perempuan yang bukan mahram ini batal menurut pendapat Imam Syafii. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, menyentuh perempuan tidak membatalkan wudu.
Dengan menjaga wudhu diri kita akan selalu suci, tutur kata, prestasi, dan karya yang dihasilkan orang dalam keadaan suci itu lebih berkualitas dan lebih berkah daripada yang tidak dalam keadaan bersuci. Dalam keadaan suci kita akan mendapatkan kemuliaan dan kasih dari Allah, sebagaimana dalam firmannya Surotul Taubah ayat 108.
…وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ ١٠٨
“…
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih” (QS. At Taubah [9]: 108).
Selain itu sinar kesuksesan akan selalu terpancar dari diri orang yang selalu menjaga kesuciannya dengan berwudhu. Hal ini terbukti bahwa wajah terlihat lebih segar karena siraman air yang dapat menyegarkan saraf, otot, dan kulit. Badan lebih sehat,
Muhammad Salim peneliti dari Universitas Iskandariyah Mesir mengatakan, “Anda telah terbebas dari 11 bakteri yang membahayakan saluran pernafasan dan paru-paru setiap kali anda memasukkan air ke lubang hidung dan mengeluarkannya (isytinsya’)”. Lebih bersemangat, karena melalui air wudhu akan mendapat kekuatan baru dari Allah SWT sehingga yakin bahwa Allah akan selalu menolong hamba-Nya dalam setiap aktivitas. Wajah menjadi putih berseri dan menyinari orang-orang di sekitar pada hari kiamat. Serta Allah akan mengampuni dosa yang bersumber dari anggota badan yang disucikan dalam wudhu.
Oleh karena itu, hendaknya kita selalu menyertakan Allah SWT dalam semua usaha yang akan kita lalukan dengan cara selalu berdoa dan bersuci sepanjang waktu. Senyumlah dan selamat meraih kesuksesan. Wallahu a’lam. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.