ANKARA—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim pesan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui sebuah pernyataan di media sosial.
“Ingat Netanyahu, Hamas bukan organisasi teroris dan orang-orang Palestina bukan teroris. Ini adalah gerakan perlawanan yang membela tanah air melawan kekuatan penjajah,” tulis Erdogan di akun Twitter resminya, Selasa (15/5/2018).
Reminder to Netanyahu:
Hamas is not a terrorist organization and Palestinians are not terrorists.
It is a resistance movement that defends the Palestinian homeland against an occupying power.
The world stands in solidarity with the people of Palestine against their oppressors.
— Recep Tayyip Erdoğan (@RTErdogan) May 15, 2018
Erdogan juga menegaskan bahwa dunia berpihak pada Palestina.
“Dunia berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina melawan penindas mereka,” tulis Erdogan.
Erdogan mengatakan tangan PM Israel berlumur darah rakyat menyusul pembunuhan tanpa pandang bulu oleh pasukan Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Netanyahu is the PM of an apartheid state that has occupied a defenseless people's lands for 60+ yrs in violation of UN resolutions.
He has the blood of Palestinians on his hands and can't cover up crimes by attacking Turkey.
Want a lesson in humanity? Read the 10 commandments.
— Recep Tayyip Erdoğan (@RTErdogan) May 15, 2018
“Ada darah Palestina di tangannya dan tidak bisa menutupi kejahatan dengan menyerang Turki. Ingin pelajaran tentang kemanusiaan? Baca 10 Perintah Tuhan,” tambah dia.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 62 demonstran Palestina telah menjadi korban militer Israel pada puncak peringatan Nakbah, 14-15 Mei 2018. Kementrian juga melaporkan, bahwa sejak demonstrasi di jalur Gaza dimulai pada 30 Maret, lebih dari 100 demonstran Palestina telah tewas oleh tembakan Israel.
Ribuan warga Palestina berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza sejak Senin pagi untuk mengambil bagian dalam protes yang ditujukan untuk memperingati ulang tahun Nakba dan memprotes pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pekan lalu, pemerintah Israel mengatakan protes yang sedang berlangsung merupakan ‘keadaan perang’ di mana hukum humaniter internasional tidak berlaku.
“Netanyahu adalah Perdana Menteri negara apartheid yang telah menduduki tanah penduduk yang tidak berdaya selama lebih dari 60 tahun yang melanggar resolusi PBB,” kata Erdogan. []
SUMBER: ANADOULU