KAKINYA yang lusuh terus bergerak mencoba menaklukan kendaraan roda tiga itu, tapi bukan sekadar roda tiga biasa, roda ini berbeda dari roda tiga umumnya, karena bahan bakarnya dibantu tenaga manusia yang dipenuhi rasa cinta. Roda tiga itu adalah becak.
Sebut saja Pak Jaja, lelaki paruh baya ini sedang menikmati sebungkus nasi saat ditemui Islampos, bertepatan dengan suara adzan maghrib berkumandang, tanda waktu berbuka puasa telah datang.
“Sebentar ya, saya berbuka puasa terlebih dahulu,” katanya dengan penuh antusias memakan hidangan berbuka puasa yang terlihat sederhana.
Terlihat wajahnya yang sudah tidak ranum lagi, namun ia tetap menyebarkan senyum lebarnya kepada semua orang dengan penuh harapan mereka mau naik ke becaknya.
Pria asli Purwakarta yang tinggal di Gang Mawar ini, setiap pagi bersiap-siap menarik becak ke tempat mangkalnya di gang Mawar tak jauh dari tempat tinggalnya. Pak Jaja biasa memulai aktifitasnya dari pagi sampai malam. Bahkan, rutinitasnya tersebut tak berhenti ketika bulan ramadhan datang.
Ia nampak penuh sabar menunggu penumpang yang ingin naik ke becaknya, dari mulai sang surya terbit sampai sang surya tenggelam kembali. Semua itu semata-mata untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang pemimpin keluarga.
“Saya setiap hari menunggu penumpang di Gang Mawar ini, berharap ada yang ingin naik ke becak saya. Biasanya saya menarik becak paling jauh sampai 2 km,” tutur pak Jaja.
Namun ada yang unik dari aktifitas pak Jaja, pria 51 tahun ini terbiasa pulang ke rumah saat waktu shalat telah tiba. Baru setelah melaksanakan shalat dan istirahat, ia kembali menarik becak di tempat mangkalnya sampai sekitar jam 9 malam.
“Saya memulai menarik becak dari pagi, ketika adzan dhuhur saya pulang kerumah untuk melaksanakan shalat dan istirahat sebentar, baru setelah itu saya pergi ke tempat mangkal becak lagi, begitupun dengan shalat ashar,” ungkap pak Jaja.
“Kalau shalat maghrib biasanya shalat di masjid dekat tempat mangkal becak, kemudian saya baru pulang kerumah sekitar jam 9-nan,” tambahnya. [iwm/islampos]