INILAH Kemudahan lainnya dalam syariat puasa yang diajarkan Islam.
Kemudahan kelima: Wanita haidh masih boleh beribadah di bulan Ramadhan.
Ibadah apa saja yang dibolehkan?
Membaca Al-Qur’an asalkan tidak menyentuhnya langsung, bisa baca dari Al-Qur’an terjemahan atau menyentuh mushaf Al-Qur’an (yang murni bahasa Arab) dengan sarung tangan; Membaca dzikir, sepakat ulama boleh; Membaca do’a juga boleh apalagi di bulan Ramadhan adalah waktu diijabahinya do’a-do’a; Mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan; Masuk masjid untuk mengikuti pengajian, meskipun sedang haidh. Menurut pendapat terkuat, wanita haidh masih boleh masuk masjid.
Kemudahan keenam: Shalat malam tidak dibatasi jumlah rakaat, boleh dengan rakaat sedikit maupun banyak.
Dalil tentang hal ini adalah sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.
Ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau lantas menjawab, “Shalat malam itu dua raka’at salam, dua raka’at salam. Jika salah seorang di antara kalian khawatir masuk Shubuh, maka tutuplah dengan satu raka’at, maka itu jadi raka’at ganjil jadi penutup yang sebelumnya.” (HR. Bukhari, no. 990 dan Muslim, no. 749).
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam adalah shalat nafilah (yang dianjurkan), termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan banyak.” (At-Tamhid, 21: 70)
Kemudahan ketujuh: Boleh melakukan i’tikaf sunnah di bulan Ramadhan walau hanya sebentar, yang penting dilakukan di masjid.
Allah SWT berfirman,
“Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.”(QS. Al Baqarah: 187).
Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beri’tikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa.” (Al-Muhalla, 5: 180).
Al-Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minimal dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang sunnah atau i’tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat).” (Al-Inshof, 6: 17)
Sehingga jika ada yang bertanya, bolehkah beri’tikaf di akhir-akhir Ramadhan hanya pada malam hari saja karena pagi harinya mesti kerja? Jawabannya, boleh. Karena syarat i’tikaf hanya berdiam walau sekejap, terserah di malam atau di siang hari.
SUMBER: RUMAYSHO