JAKARTA—Terkait langkah Kementerian Agama yang mengeluarkan daftar 200 nama mubaligh yang menuai polemik ditanggapi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
JK mendukung langkah langkah kemenag, karena menurutnya daftar nama itu berguna mengatur para mubalig agar tak sembarangan saat memberikan ceramah.
“Kalau dibiarkan sembarang apa saja, apalagi dengan ilmu yang tak terlalu dalam, bisa memecah belah bangsa ini,” ujar JK, pada Jumat (25/5/2018) kemarin.
JK khawatir masjid sebagai tempat ceramah justru digunakan sebagai tempat pertarungan politik. Apalagi sampai memfitnah dan mengajarkan pada umat untuk memberontak pada negara yang berujung hukuman pidana.
“Tentu kita tidak inginkan, karena itu kita setuju ide ini,” tuturnya.
Ia mengaku telah menyampaikan pada Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin untuk menambah daftar mubalig tersebut. Jumlah itu pun diketahui telah bertambah menjadi sekitar 565 mubalig usai pembahasan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Ratusan ribu yang kita daftar. Tanpa (daftar nama) itu kita tidak bisa karena itu menjadi semacam kode etik apa yang harus dilakukan (mubalig),” kata JK.
Keberadaan daftar nama mubalig itu diyakini JK akan membuat para pemberi ceramah menjadi lebih bertanggung jawab.
“Tidak berarti mimbar masjid itu bebas sebebas-bebasnya. Nanti MUI dan pemerintah membuat kode etik apa yang harus dilakukan, jangan memecah belah bangsa, jangan seenaknya menghakimi orang. Tapi tanggung jawab, sama dengan dokter, wartawan (ada kode etiknya),” pungkasnya. []
SUMBER: CNN