Oleh: Ustadz Salim A Fillah
MARI kita selalu memindahkan kekhawatiran kita dari apa yang sudah dijamin oleh Allah menuju kepada apa yang belum dijamin oleh Allah. Soal rizki, sudah dijamin oleh Allah.
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada yang melata di atas bumi melainkan Allah yang menanggung, menjamin rizqinya.” Sedangkan yang belum dijamin Allah adalah surga kita kelak, kehidupan nanti di akhirat.
امْ حَسِــبْتـــــُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
“Memangnya kalian mengira kalian akan masuk surga padahal belum diuji oleh Allah ﷻ?”
Maka mari mengkhawatirkan surga kita dengan tetap bekerja, bukan untuk mencari rizqi dengan tetap bekerja. Bukan untuk mencari rizqi karena rizqi sudah dijamin tapi setiap pekerjaan kita adalah ibadah. Pekerjaan kita adalah rasa syukur kepada Allah. dia itqan, ihsan, dan ikhlas karena Allah. Ditekuni sampai ahli, dilakukan melampaui harapan orang, dan dilakukan karena Allah ﷻ.. []