AGAMA sesoerang itu mencakup ilmu, akhlak dan amalnya. Orang yang mempunyai segudang ilmu agama, belum tentu mampu mengaplikasikan ilmunya dan berahlak setara dengan ilmunya.
Kenapa? Bukankah yang mempunyai ilmu agama yang banyak, bisa menjadi patokan seseorang untuk memilih.
Memang patokan utama memilih dan tidak ada tawar-menawar lagi adalah agama dan akhlak.
Tetapi jika bicara memilih jodoh, cenderung dan prioritas melihat bagaimana akhlaknya sesama manusia dan makhluk lainnya, akhlak nan mulia, memudahkan orang lain, menjadi teman disaat susah, banyak orang yang senang dengan mulianya akhlaknya
Kenapa?
1.Karena akhlak adalah cerminan keimanan seseorang. Jika akhlaknya baik itulah cerminan imannya dan keikhlasannya, insyaAllah baik. Walaupun mungkin ilmu agamanya tidak banyak sekali
Sebagaimana hadits: “Mukmin yang paling sempurna Imannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR At-Thirmidzi no 1162, As-Shahihah no 284).
2. Ilmu agama tinggi belum tentu imannya bagus.
(Tetapi harus husnudzan bahwa ilmu agama dengan niat yang ikhlas akan membawa kepada akhlak yang baik)
3. Di zaman sekarang ini, ilmu sangat mudah didapat. Atau “terlihat/terkesan” berilmu cukup mudah (apalagi di medsos)
ada google, modal copas, telpon minta fatwa dengan cepat.
Sehingga sekedar testimoni tentang “ilmu agamanya” saja kurang cukup. Maksudnya jangan terbuai dan terlena dahulu dengan testimoni ilmu agamanya
Ingat, dalam kehidupan rumah tangga nanti, kemuliaan akhlak sangat penting. Rumah tangga itu susah dan senang. Saat-saat senang dan aman, semua bisa jadi teman yang baik, tetapi belum tentu di saat susah. []
SUMBER: MUSLIMAFIYAH