PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un sepakat bertemu di Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2108 . Itu akan menjadi pertemuan pertama AS-Korut yang tercatat dalam sejarah.
Pertemuan itu rencananya akan membahas soal denuklirisasi Korut dan hubungan bilateral AS-Korut. Berikut ini fakta-faktanya:
Keinginan Kim
Menurut Laura Bicker, wartawan BBC di Seoul, Korea selatan, Kim akan memperjuangkan tiga isu di Pulau Sentosa, yaitu keamanan, kehormatan, dan kesejahteraan Korut.
BACA JUGA: Ini Isi Surat Pembatalan Pertemuan Trump dengan Kim Jong Un
Menurut Bicker, setelah susah payah membangun kekuatan nuklir selama beberapa dekade terakhir, Korut tidak akan begitu saja menghentikan program persenjataan mereka.
“Mereka ingin timbal balik,” ucapnya.
Terkait kehormatan Korut, Kim juga disebut ingin membalikkan citra negaranya yang selama ini dianggap menutup diri dari dunia internasional dan tak mengakui hak asasi manusia.
“Ada indikasi Kim ingin Korut disejajarkan dengan AS, Rusia, Cina, dan Korea Selatan,” kata Bicker.
Kim Jong-un dianggap tengah mencitrakan dirinya sebagai pemimpin negara yang memiliki peran global.
Adapun, soal kesejahteraan, Kim mencanangkan tahun 2018 sebagai momen mengeluarkan gebrakan baru sebagai penggerak perekonomian.
Trump sempat batalkan pertemuan dengan Kim
Pertemuan Trump dan Kim di Singapura sempat dibatalkan dibatalkan setelah John Bolton, penasehat keamanan Gedung Putih, mengeluarkan pernyataan yang ternyata melukai Korut.
Bolton berpendapat, AS sebaiknya mendesak Korut mengulang strategi mereka kala mendesak Libya menghentikan seluruh program nuklir era Muammar Gaddafi.
“Kim akan tetap berada di negaranya, dia akan terus menjalankan pemerintahannya, dan negaranya akan menjadi sangat sejahtera,” ujar Trump, 17 Mei lalu.
Pertemuan bertempat di Singapura
Lima hari jelang pertemuan Trump dan Kim, tidak ada jawaban pasti soal pemilihan Singapura. Namun, negara itu sebelumnya pernah menjadi lokasi pertemuan bersejarah antara Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou.
Pada 2015, Xi dan Ma berjumpa di Hotel Shangri-La Singapura. Itu adalah pertemuan pertama dua pemimpin politik Cina dan Taiwan setelah Mao Zedong dan Chiang Kai-shek tahun 1945.
Selasa lalu, Kepala Biro Pers Gedung Putih, Sarah Sanders, mengumumkan pertemuan Trump dan Kim akan digelar di Hotel Capella, Pulau Sentosa, salah satu pusat pariwisata Singapura.
Dua dari sejumlah bangunan di hotel itu dibangun pada dekade 1880-an untuk pejabat Angkatan Perang Inggris yang ditempatkan di Pulau Sentosa. Sekitar tahun 1942, Jepang menjadikan Sentosa sebagai penjara untuk tentara Sekutu, terutama Inggris dan Australia.
Keamanan di pulau Sentosa diperketat
Reuters menyebut pemerintah Singapura memperketat keamanan dalam negeri, terutama wilayah udara mereka jelang pertemuan tanggal 12 Juni.
Penerbangan dari dan menuju Singapura dari 11 hingga 13 Juni akan mengalami pemunduran jadwal. Pesawat yang mendarat di Bandara Changi pun diharuskan mengurangi kecepatan.
Sebagian wilayah Singapura akan segera dikosongkan dari 10 sampai 14 Juni. Kawasan itu akan menjadi basis delegasi AS.
Persiapan Trump
Jelang pertemuan di Singapura, Trump menjamu beberapa tamu penting di Gedung Putih. Jumat pekan lalu ia bertemu Jenderal Kim Yong-chol, pejabat tinggi Korut yang kerap disebut sebagai tangan kanan Kim.
Kim Yong-chol adalah perwakilan Korut pertama yang menginjakkan kaki di pusat pemerintahan AS dalam 20 tahun terakhir. Ia menyerahkan surat beramplop besar dari Kim kepada Trump.
Setelah delapan hari sebelumnya ia membatalkan agenda pertemuan, Trump menyatakan pertemuan bilateral dengan Kim di Singapura akan direalisasikan. Hal itu dinyatakan Trump usai jamuan terhadap jenderal Korut tersebut.
BACA JUGA: Kim Jong Un dan Moon Jae In Lakukan Pertemuan Bersejarah Korut-Korsel
Kamis (7/6/2018), Trump menjamu Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Gedung Putih. Pertemuan keduanya diyakini berhubungan erat dengan agenda di Singapura.
Pihak As-Korut menyiapkan penerbangan udara
Seluruh diplomat, baik dari AS, Korut, dan Singapura, telah dan sedang melakukan perjalanan udara ke beberapa negara untuk menyukseskan pertemuan Trump dan Kim. []
SUMBER: BBC