SRI Mulyono, asal Cemani, Grogol, Sukoharjo, yang akrab disapa Uut ini, hanya seorang yang berprofesi sebagai penarik becak. Namun, ia rajin menabung demi mewujudkan niatnya beribadah ke Tanah Suci meski penghasilannya tak menentu. Tidak mudah baginya, ia harus menunggu selama belasan tahun sampai uang tabungannya cukup untuk umrah.
“Dulu ketika timbul niat ibadah umrah, saya tidak tahu kapan itu akan terwujud. Tapi dengan keyakinan bahwa saya bisa, saya tidak masalah harus menunggu lama,” ujar Sri Mulyono seperti dilansir Solopos.com di sekitar lokasi mangkalnya di Jl. KH. Samanhudi, Solo kawasan pondok pesantren Ta.mirul Islam, Mangkuyudan, Sabtu (7/1/17).
Demi mewujudkan impiannya itu, Uut harus berjuang dari pagi sekitar pukul 05.30 WIB hingga larut malam setiap hari untuk menarik becak. Ia menceritakan, pernah beberapa kali tidak ada satu pun penumpang yang menggunakan jasanya.
Ada hal yang perlu diperhatikan dari pria kelahiran 1961 ini. Ketika hasil tarikan yang ia dapat tidak terlalu banyak, dia lebih memilih menyedekahkan uang tersebut.
“Kalau hasilnya sedikit, kadang saya kasihkan kepada pengemis yang kondisinya payah. Saya yakin Allah akan menggantinya. Dan benar saja, besok-besoknya penumpangnya banyak,” kenang dia.
Jika pendapatannya lebih, saat itulah ia menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung. Cara menabung yang dilakukannya juga terbilang unik.
Dia akan berhutang dulu kepada saudaranya senilai Rp 500 ribu, lalu membayarnya dari hasil usahanya. “Supaya saya tetap semangat bekerja, saya berhutang dulu kepada saudara,” kata dia. Lalu uang utangan itu ia titipkan kepada salah seorang ibu yang rumahnya tak jauh dari tempat ia mangkal.
Pekan lalu, saat tabungannya genap mencapai Rp24juta, ia pun memberanikan diri untuk mendaftar umrah ke Biro Haji dan Umrah Ta’mirul Islam Al Mabrur tak jauh dari tepat dia mangkal. “berangkatnya Maret. Semoga lancar,” ujar Uut.
Direktur Biro Haji dan Umrah Ta’mirul Islam Al Mabrur, Nurrohmat membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, Uut sudah melakukan pembayaran pada 6 Januari lalu. “Ya. Pak Uut sudah membayar biaya umrah kepada kami tanggal 6 Januari lalu,” terang dia.
Nurrohmat menambahkan, biaya umrah yang Rp24,5 juta itu belum termasuk biaya pengurusan paspor dan vaksin meningitis. “Tapi setelah kami berkonsutlasi dengan pimpinan pondok, kami sepakat membantu Pak Uut dengan melunasi kekurangannya,” jelasnya.
Salah seorang warga Mangkuyudan Sri Harjo, mengatakan bahwa Uut memang dikenal sebagai tukang becak yang baik karena suka membantu orang lain dengan caranya sendiri. “Kadang dia tidak mau dibayar karena yang diantar terlihat kurang mampu.” []