GAZA—Warga Palestina di Jalur Gaza memanfaatkan kondom yang membawa bahan peledak sebagai senjata untuk menciptakan kebakaran di Israel.
Alat kontrasepsi pembawa bahan peledak itu digelembungkan dengan gas helium sehingga bisa diterbangkan jauh ke wilayah Israel. Metode ini sama seperti penggunaan layang-layang api dan balon yang digunakan warga Palestina selama tiga bulan terakhir ini.
BACA JUGA: Di Palestina, Layang-Layang Bikin Israel ‘Tegang’
Ketiga senjata terbang itu rutin diterbangkan dari Gaza ke Israel selatan. Selain berhasil membakar lahan-lahan pertanian dan cagar alam di Israel, senjata-senjata itu telah membuat bingung Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan para politisi setempat. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, ketiga senjata sederhana warga Palestina tersebut memaksa publik Israel menekan pemerintah dan IDF agar bertindak.
Sejauh ini, IDF merespons dengan melepaskan tembakan peringatan menggunakan drone terhadap kelompok-kelompok Palestina yang mempersiapkan perangkat pembakar.
Israel kini juga mulai membatasi masuknya helium ke kantong pantai Gaza yang dikuasai Hamas.
“Masuknya gas helium ke Jalur Gaza akan dibatasi mengingat penggunaannya oleh teroris untuk mengisi balon pembakar,” kata koordinator keamanan wilayah setempat Mayor Jenderal Kamil Abu Rokon yang mengikuti instruksi Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman.
Helium selama ini digunakan kepentingan medis di Gaza seperti untuk mesin MRI. Namun, gas itu juga dimanfaatkan warga untuk mengisi balon dan kondom guna meningkatkan jarak tempuh.
“Kelompok teroris Hamas tidak ragu untuk menggunakan cara apa pun, termasuk layanan dan saluran kemanusiaan, untuk melakukan kegiatan teroris. Ini terlepas dari upaya Israel untuk mencegah memburuknya situasi sipil di Jalur Gaza,” imbuh dia.
Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett pada hari Senin menyerukan IDF untuk menembak langsung warga Palestina yang meluncurkan perangkat pembakar. Menurutnya, mencegah serangan dengan tembakan peringatan saja tidak cukup.
“Layang-layang eksplosif dan balon yang menyala bukan mainan anak-anak. Itu adalah senjata mematikan yang dimaksudkan untuk membunuh anak-anak kita. Kita harus berhenti menembak di dekat target dan bergerak untuk menembak langsung ke arah itu,” kata Bennett.
Sementara itu, Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit menolak untuk mengomentari legalitas penembakan pada orang-orang yang meluncurkan perangkat pembakar. Meski demikian, dia menegaskan bahwa layang-layang pembakar dan balon peledak adalah target militer yang sah.
BACA JUGA: 400 Layang-layang Gaza Bakar 3400 Hektar Lahan Israel
Serangan layang-layang, balon dan kondom dengan perangkat peledak dan pembakar oleh warga Palestina di Gaza sudah berlangsung sejak demo “Great March of Return” dimulai 30 Maret lalu. Pada rentang waktu tersebut, sekitar 130 demonstran Palestina telah tewas oleh tembakan sniper IDF dan ribuan lainnya terluka. []
SUMBER: JERUSALEM POST