Oleh: Ammylia Rostikasari, S.S.
Akademi Menulis Kreatif
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan kemudian ia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti puasa sepanjang masa.” (HR Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud Ibnu Majah, An-Nasa’i, Ahmad, Ad-Darini, Al-Bayhaqi dan Ibnu Hibban).
Saum 6 hari di Bulan Syawal merupakan amalan sunah. Menunaikannya diganjar dengan limpahan pahala kebaikan. Hal tersebut sesuai pendapat Ibnu Al-Mubarak, Hasan Bashri, Asy-Syafi’i, Ahmad dan mayoritas ulama.
Adapun pelaksanaannya, bisa secara berurutan ataupun terpisah-pisah. Hal demikian mengingat bahwa hadistshaum 6 hari di Bulan Syawal tidak merincikan secara berurutan. Oleh sebab itu, penunaiannya yang penting mencapai 6 hari selama di Bulan Syawal, kecuali 1 Syawal.
BACA JUGA: Saat Kiai NU Ini Puasa Syawal sembari Jamu Tamu Lebaran
Mengenai shaum Ramadhan jika diikuti shaum 6 hari di Bulan Syawal itu “Seperti shaum sepanjang masa” diuraikan dalam riwayat lain dinyatakan “Seperti berpuasa setahun penuh”. Hal demikian karena Allah Swt. Berfirman yang artinya:
“Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) 10 kali lipat amalnya.”(TQS Al-An’am: 160).
Sehingga shaum Ramadhan setara dengan shaum 60 hari atau dua bulan. Oleh karena itu genap dua belas bulan atau setahun penuh.
Hal demikian juga diuraikan oleh riwayat Tsauban, Rasulullah Saw. berkata:
“Shaum Ramadhan sebanding dengan puasa sepuluh bulan dan shaum enam hari sebanding dengan shaum dua bulan, dan itu sebanding dengan shaum setahun.” (HR An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra).
BACA JUGA: Istimewanya Menikah di Bulan Syawal
Jika setiap tahun seseorang bershaum sesuai dengan uraian di atas maka tak ternilai dahsyatnya pahala kebaikan untuknya. Syawal yang bermakna peningkatan merupakan bulan yang Allah ciptakan untuk membuktikan peningkatan takwa pasca Ramadhan.
Semoga amal kebaikan kita dapat melesat dalam seluruh aspek kehidupan , bukan hanya aspek spritual tapi juga aspek politis seperti peningkatan amal salihsaat bermasyarakat juga bernegara guna meraih takwa. Karena sejatinya Islam dicipta bukan semata agama, tetapi juga sebagai pandangan hidup yang sempurna. Wallahu’alambishowab. []