TEHERAN—Penasihat Militer Pemimpin Spiritual Iran Mayor Jenderal Yahya Rahim-Safavi mengancam, akan meratakan Ibu Kota Arab Saudi Riyadh -yang memiliki populasi penduduk sekitar lima juta orang- dengan menembakan 1.000 rudal jika Saudi menyerang Iran.
Ancaman tersebut dikemukakannya ketika berpidato pada sebuah pertemuan militer Iran. Tak hanya itu, Rahim Safavi juga mengancam musuh-musuh Iran lainnya dan menyebut bahwa Teheran adalah kekuatan tertinggi di Timur Tengah.
“Tidak ada keputusan regional yang bisa dibuat tanpa keterlibatan Iran,” katanya.
BACA JUGA: Ini Video Tembakan di Istana Kerajaan Arab Saudi yang Memicu Isu Kudeta
Rahim Safavi mengklaim tidak ada kekuatan di Timur Tengah yang dapat menjadi ancaman bagi negaranya.
“Arab Saudi tahu betul bahwa jika bertindak seperti orang bodoh dan menyerang Iran, Republik Islam akan menembakkan 1.000 rudal ke istana Saudi di Riyadh pada hari pertama invasi,” ujarnya, Selasa (26/6/2018).
Rahim Safavi adalah mantan komandan di Garda Revolusi Iran. Ia mengecam Amerika Serikat (AS) karena kehilangan sekutu utama di Timur Tengah. Ia juga bahwa mengatakan Iran memiliki rencana khusus untuk setiap skenario.
Iran dan AS bersegketa pada tahun ini karena Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir dengan Teheran. Trump mengecam kesepakatan yang ditandatangani untuk mengekang ambisi Iran mendapatkan nuklir.
Iran pun mengancam akan memulai kembali program nuklirnya kecuali Eropa mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Washington. Kesepakatan itu adalah untuk menangguhkan sanksi AS terhadap Iran sebagai ganti penyerahan program nuklirnya.
BACA JUGA: Beredar Isu Kudeta di Arab Saudi, Ini Kata KBRI Riyadh
Iran dan Israel juga saling bertukar kata-kata atas pembentukan poros Teheran di Suriah – di mana Iran memperingatkan akan menjadi “Vietnam lain” bagi AS. Pasukan Iran telah digambarkan memimpin perang darat melawan pemberontak Suriah untuk Bashar al-Assad.
Yerusalem menuduh Teheran berusaha mendirikan pangkalan militer di negara yang dilanda perang untuk kemudian menyerang Israel.
“Zionis telah kehilangan sebagian besar kekuatan mereka di wilayah tersebut. Jika rezim Zionis memiliki kekuatan yang cukup, itu akan menghapus Presiden Suriah dari kekuasaan,” kata Safavi mengakhiri. []
SUMBER: DAILY STAR