JAKARTA—Konferensi Internasional tentang Wasathiyah dan Islam Moderat diselengarakan di Irak dan tiga tema besar pembahasan yang di bicarakan.
Ketua Delegasi yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim yakni Saifuddin Muchlis M Hanafi menilai perlu kerja sama internasional dalam penanggulangan terorisme dan ekstremisme untuk mencegah kemunculan “ISIS baru”.
“Salah satunya melalui berbagai program, terutama pendidikan agama dan keagamaan, Pemerintah Indonesia dengan didukung oleh ormas-ormas Islam berkomitmen terus memperkuat moderasi Islam sebagai sebuah manhaj keberagamaan,” katanya dari rilis yang diterima Islampos.com Selasa (26/6/2018).
Ia mengungkapkan, sejak pertama kali ke Indonesia, DNA Islam Indonesia adalah tawassuth dan wasathiyyah, sehingga Islam mampu berasimilasi dengan budaya lokal yang sangat beragam.
“Melalui forum ilmiah semacam ini, kita dapat berbagi pengalaman dalam mengembangkan dan memperbaharui wacana keagamaan yang lebih dinamis, harmonis dan humanis. Dengan bersatu, menghargai keragaman dan menghormati perbedaan kita akan mampu menciptakan dunia yang lebih aman dan damai, tanpa ISIS,” jelasnya.
Konferensi ini akan membahas empat tema besar, yaitu: Pertama, peran organisasi keagamaan dalam melindungi masyarakat dari paham ekstrimisme;
Kedua, perbaikan pemahaman konsep-konsep kunci dalam memerangi ekstrimisme (kewarganegaraan, jihad, loyalitas dan kebebasan, ketundukan kepada Allah, proses pemikiran dalam memahami dan memaknai ajaran Islam);
Ketiga, lingkungan sosial dan perannya dalam upaya memerangi ekstrimisme; dan keempat, peran lembaga pemerintah dan organisasi sosial masyarakat dalam mencegah kebangkitan ISIS. []