KUDUS—Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh membuka Lokakarya Pengembangan Kewirausahaan Pemuda di Pesantren. Dirinya mencontohkan sejarah berdirinya organisasi keagamaan seperti Nahdhatul Ulama (NU).
“Sebelum NU dibentuk, organisasi yang didirikan terlebih dulu adalah Nahdhatut Tujjar, organisasi yang menghimpun para saudagar,” ujarnya di Pesantrenpreneur Kudus, Jawa Tengah, Rabu (25/7/2018).
Dengan sejarah santri yang demikian, kata Ni’am, maka Kemenpora ingin mendorong para santri mengembangkan relijiupreuner yang intinya adalah enterpreneur berbasis pada ilmu yang dimiliki oleh kaum santri itu sendiri, yakni ilmu agama.
“Jiwa kewirausahaan yang dilandasi oleh norma dan nilai keagamaan akan melahirkan wirausaha yang tangguh tetapi tetap memiliki kepedulian sosial. Dalam kekayaan ada zakat sebagai manifestasi tanggung jawab sosial”, pungkasnya sambil tersenyum.
Kegiatan penumbuhan kewirausahaan santri ini dilaksanakan selama empat hari dan dilatih oleh praktisi ekonomi, pelaku usaha, motivator, serta dari regulator. []
REPORTER: RHIO P