RASULULLAH ﷺ menganjurkan kepada kita, sebagai kaum Muslimin agar mengerjakan shalat, ketika terjadi gerhana. Baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan. Adapun shalat yang dilakukan, ternyata memiliki tata cara yang berbeda. Shalat gerhana tidaklah sama seperti shalat wajib dan sunnah lainnya. Lalu, seperti apa shalat gerhana itu?
Tata cara shalat gerhana ialah kaum Muslimin berkumpul di masjid tanpa adzan dan iqamah. Tidak ada salahnya kaum Muslimin dipanggil dengan panggilan, “Ash-shalatu jami’ah.” Kemudian shalat dua rakaat. Dan pada setiap rakaat terdapat dua ruku dan dua sujud dengan memanjangkan bacaan, ruku dan sujud. Jika gerhana selesai di tengah-tengah shalat, maka mereka boleh menyempurnakannya seperti shalat sunnah biasa.
BACA JUGA: Shalat Gerhana, Baca Surat Apa?
Dalam shalat gerhana tidak ada khutbah. Namun, imam diperbolehkan menasihati jamaah, karena itu baik sekali.
Aisyah RA berkata, “Matahari mengalami gerhana semasa hidup Rasulullah ﷺ , kemudian Rasulullah berangkat ke masjid. Beliau berdiri, kemudian bertakbir, dan para sahabat berbaris di belakang beliau.
Dalam shalatnya Rasulullah ﷺ membaca surat panjang, kemudian bertakbir, kemudian ruku’ lama sekali namun lebih cepat daripada bacaan di rakaat pertama, kemudian mengangkat kepalanya sambil berkata, ‘Sami allahu liman hamidahu, rabbana lakal hamdu,’ kemudian berdiri dan membaca surat panjang namun lebih pendek daripada surat pada rakaat pertama.
Kemudian bertakbir. Kemudian ruku dengan ruku yang lebih cepat daripada ruku pertama. Kemudian berkata, “Sami allahu liman hamidahu, rabbana lakal hamdu,’ kemudian sujud. Kemudian berbuat seperti itu pada rakaat berikutnya, hingga genap empat ruku dan empat sujud.
Gerhana selesai sebelum Rasulullah ﷺ keluar dari masjid. Kemudian beliau berdiri, berkhutbah kepada manusia. Beliau menyanjung Allah dengan apa yang layak Dia miliki.
BACA JUGA: Gerhana Bulan, Ini 3 Pelajaran yang Bisa Dipetik oleh Umat Islam
Kemudian bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang atau kehidupannya (kelahirannya). Jika kalian melihat gerhana, maka segeralah shalat’,” (Diriwayatkan Muslim).
Shalat gerhana bulan tidak berbeda dengan shalat gerhana matahari. Sebab, Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika kalian melihat gerhana, maka segeralah shalat,” (Diriwayatkan Muslim).
Hanya saja sebagian ulama berpendapat bahwa shalat gerhana bulan itu seperti shalat-shalat sunnah lain, yaitu dikerjakan sendiri-sendiri di rumah-rumah, atau di masjid-masjid, dan tidak dilaksanakan secara berjamaah. Sebab, tidak ada dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat gerhana bulan seperti yang beliau perbuat di shalat gerhana matahari.
Inilah, namun permasalahannya itu luas. Jadi, siapa yang ingin melaksanakan shalat gerhana bulan dengan berjamaah maka silahkan. Dan barangsiapa yang ingin melaksanakannya sendiri-sendiri maka silahkan. Karena yang diperintahkan adalah kaum Muslimin segera shalat; laki-laki dan wanita, agar Allah segera menyingkap kembali gerhana tersebut. []
SUMBER: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah