SHALAT adalah kewajiban setiap Muslim, dan Otak adalah komponen penting dalam tubuh manusia. Di era modern kini banyak penelitian yang menghubungkan antara sholat dan kerja otak. Salah satunya yaitu Prof. Dr. Fidelma pakar Neuroscience dari Edwards University Amerika Serikat.
Prof. Fidelma melakukan penelitian tentang saraf yang ada di otak. Saat melakukan penelitian, ia menemukan ada beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak bisa dimasuki oleh darah dengan optimal. Pada kenyataannya otak manusia memerlukan darah yang cukup agar bisa bekerja dengan maksimal dan normal.
Pada saat penelitian tersebut Prof. Fidelma menemukan bahwa aliran darah ke otak paling pusat hanya dapat masuki ketika seseorang sedang posisi bersujud atau mengerjakan Shalat. Ilmuan tersebut akhirnya kagum atas penemuan dalam penelitiannya. Hingga Penelitian tersebut mengantarkan Prof. Fidelma memeluk Islam.
Menurut penjelasannya, urat saraf tersebut hanya memerlukan aliran darah pada waktu tertentu saja, tidak harus setiap menit. Sungguh Besar Kuasa Allah SWT. Darah tersebut hanya masuk mengikuti jadwal Shalatnya seorang Muslim atau ketika Shalat, baik shalat wajib atau shalat Sunnah. Sebagai umat Muslim, masihkah kita jarang melaksanakan Shalat (ibadah wajib) dimana secara ilmiah sangat baik terhadap kesehatan kita semua.
Lalu bagaimana jika seorang Muslim meninggalkan sholat? Adakah dampaknya terhadap Otak Muslim tersebut?
Sudah pasti bagi mereka yang enggan mengerjakan Shalat, sangat besar pengaruhnya terhadap otak. Di dalam otak ada beberapa bagian tidak tercukupi oleh nutrisi yang terbawa dalam aliran darah. Lalu, otak senantiasa tidak dapat bekerja secara optimal dan normal.
Mungkin kita sering melihat mengapa banyak orang yang sering emosian, melakukan kejahatan, berbuat tidak baik dan lain-lain meskipun ia Islam, ternyata jawabannya otak mereka tidak normal karena tidak pernah Shalat (tidak pernah bersujud kepada Allah SWT). Naudzubillah. []