IRAN—Seorang pria yang ambil bagian dalam aksi protes di provinsi utara Alborz telah ditembak mati, kantor berita resmi Iran FARS melaporkan, Sabtu (4/8/2018).
Menurut laporan, aksi protes tersebut telah berlangsung sehari sebelumnya di Karaj, sekitar 50 kilometer (30 mil) barat Teheran, ketika seseorang menembak dari sebuah mobil. Tidak ada laporan detail terkait insiden tersebut.
FARS melaporkan pemerintah telah menahan 20 demonstran dan banyak dari pemimpin protes adalah perempuan.
BACA JUGA:Â Rusia Tegaskan Tak Bisa ‘Usir’ Iran dari Suriah
Telah terjadi gelombang demonstrasi di kota-kota Iran dalam beberapa hari terakhir mengenai kondisi ekonomi dan gedung-gedung publik telah rusak.
Mata uang Iran telah turun ke rekor terendah di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang sanksi baru AS, yang dimulai pada Senin (6/8/2018).
Sebelumnya pada Jumat, sekitar 500 pemrotes menyerang seminari di Karaj dan memecahkan jendela dengan batu dan batu bata.
Dengan ketegangan yang tinggi menjelang kembalinya sanksi AS, pemerintah Presiden Hassan Rouhani juga menghadapi oposisi dari kaum konservatif dan pemimpin agama. Kedua kubu ini telah lama tidak menyukai kedekatan Rouhani pada Barat dan menuduhnya hanya memerintah bagi orang kaya.
Mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang diklaim masuk kalangan oposisi sejak meninggalkan jabatannya pada tahun 2013, telah berusaha menunggangi gelombang kemarahan ini.
BACA JUGA: Polisi Iran ‘Renggut Nyawa’ Peserta Aksi Protes Krisis Air
Dalam posting Twitter Rabu (31/7/2018) pekan lalu, Ahmadinejad telah meminta Presiden AS Donald Trump untuk merilis daftar “keluarga pejabat pemerintah Iran yang memiliki kartu hijau dan rekening bank di Amerika Serikat,” jika catatan semacam itu ada.
Sejauh ini, laporan media sosial menunjukkan protes saat ini jauh dari skala kerusuhan yang terlihat pada bulan Desember dan Januari, ketika setidaknya 25 orang tewas dalam demonstrasi yang menyebar ke puluhan kota. []
SUMBER: ALARABY