Oleh: Fatimah Azzahra, S.Pd
Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Arcamanik, Bandung
INI bukan judul buku, apalagi drama korea. Ini cerita tentang keajaiban sentuhan. Sentuhan dari orang tersayang. Sentuhan yang dihalalkan.
Satu hari, kaka rewel sekali. Saat kugendong, panas badannya langsung terasa. Ya, demam. Suhu tubuhnya meninggi. Sebagai emak yang newbie, panik pasti. Tapi, tak berlebihan karena berbekal pesan para ibu terdahulu dan ilmu yang sudah dipelajari. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah hug. Pelukan. Skin to skin. And it works!
BACA JUGA: 15 Nama Indah Bayi Perempuan dari Alquran (1)
Mengapa bisa terjadi? Ternyata, sentuhan ibu menstimulasi pelepasan hormon endorphin pada anak. Hormon ini dikenal sebagai natural pain killers. Juga berfungsi meningkatkan sistem imun. Sehingga membuat anak merasa lebih baik. Selain pelukan merupakan salah satu cara transfer panas pada tubuh anak. Agar demamnya reda. Tak hanya hormon endorphin, ternyata sentuhan pun bisa menstimulasi pengeluaran hormon oksitosin. Dengannya, anak akan lebih tenang.
Kembali teringat momen hamil dan melahirkan. Banyak artikel menganjurkan suami mengusap perut istri yang sedang hamil. Hal ini dipercaya membawa banyak manfaat bagi janin dan sang ibu. Mulai dari bonding, membantu perkembangan otak janin, membantu meringankan nyeri saat persalinan, hingga mencegah bayi lahir premature dan berat badan lahir rendah.
Masyaallah. Benar-benar keajaiban yang tak diduga. Sentuhan. Pelukan. Dari keluarga, orang yang tersayang. Mampu membuat keajaiban dalam tubuh kita. Jadi, jangan ragu memeluk istrimu, suamimu, anak-anakmu. Jangan pula malu mengelus kepala dan punggung mereka, atau sekedar menepuk pundaknya.
BACA JUGA: Kisah Bayi yang Membela Orang Shaleh
Sesuatu yang dianggap remeh. Ternyata memiliki banyak manfaat. Begitu pun dengan kehidupan. Apa-apa yang Allah berikan ada di sekitar kita. Sehingga kita sering meremehkannya. Tak bersyukur atasnya. Allah berikan kita mata, hidung, mulut, telinga. Semua yang ada di langit dan di bumi. Untuk memfasilitasi kita, manusia. Bukan untuk berleha-leha atau abai pada Yang Maha Kuasa. Tapi, untuk memudahkan kita beriman pada-Nya. Beribadah hanya pada-Nya.
Allah berikan kita nikmat sehat. Maka seharusnya sehat itu menjadi jalan keoptimalan beribadah. Allah berikan rezeki yang halal. Seharusnya rezeki itu menjadi jalan mendekatkan diri pada-Nya. Allah berikan kita pasangan. Sejatinya, ialah ladang pahala untuk kita.
Bersyukur, bersyukur, dan selalu bersyukur atas semua nikmat Allah. Juga bersabar dalam syukur. Semoga kita terhindar dari kufur nikmat. Meremehkan nikmat Allah. Mengabaikan anugerah yang Allah beri. Wallahu’alam bish shawab. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.