ISRAEL—Agen Intelijen Israel Mossad dituduh telah membunuh seorang ilmuwan Suriah pada akhir Juli 2018. Dinas rahasia yang menduduki peringkat satu dunia dalam pembunuhan ini telah melakukan 800 operasi dalam dekade terakhir.
Mossad dituding berada di belakang pembunuhan Aziz Azbar, kepala Pusat Penelitian dan Studi Ilmiah di Masyaf.
BACA JUGA: 8 Operasi Mossad yang Gemparkan Dunia (1)
Pada Ahad (5/8/2018), sebuah surat kabar Suriah pro-pemerintah menuduh Mossad berada di balik ledakan yang juga menewaskan sopir Azbar. Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Hezbollah menuduh Israel membunuh ilmuwan tingkat tinggi tak lama setelah pemboman terjadi.
Diyakini bahwa korban memiliki hubungan dekat dengan Al-Assad dan rezim Iran. Menurut Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia, unit ini digunakan untuk pengembangan senjata kimia.
Para pejabat Israel, dulu dan sekarang, telah menolak untuk mengomentari tuduhan itu, meskipun Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman berusaha mengecilkan kemungkinan keterlibatan Israel.
Pejabat intelijen dikutip di New York Times hari ini mengatakan bahwa Israel telah melacak Azbar selama bertahun-tahun, dan ingin membunuhnya atas peran penting dalam program senjata Suriah bahkan sebelum pecahnya perang saudara Suriah pada tahun 2011.
Pejabat itu mengatakan insiden ini adalah keempat kalinya dalam tiga tahun, Mossad telah membunuh seorang insinyur senjata musuh di negara asing.
BACA JUGA: Netanyahu Bungkam soal Dugaan Mossad Dalangi Pembunuhan Ilmuan Palestina di Malaysia
Sumber-sumber Israel melaporkan bahwa intelijen negara itu mencurigai Azbar memimpin program pengembangan senjata rahasia yang disebut Sektor 4 di Pusat Penelitian dan Penelitian Ilmiah Suriah. Sektor ini diklaim tengah sibuk membangun kembali pabrik senjata bawah tanah untuk menggantikan satu pabrik senjata yang telah dihancurkan oleh Israel tahun 2017 lalu.
Agen Israel, yang telah mendapat reputasi internasional, sering kali membanggakan tentang jumlah pembunuhan yang dihasilkan setiap tahun. Direkturnya baru-baru ini mengatakan bahwa agensi melakukan ribuan operasi di “negara musuh setiap tahunnya.” []
SUMBER: MEMO