SYAIKHUL Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Majmu Fatawa, 8/69,
“Siapa yang berkata, ‘Saya tidak berdoa dan tidak memohon karena hanya bersandar dengan takdir, maka orang itu keliru, karena Allah telah menjadikan doa dan permohonan sebagai sebab untuk meraih ampunan dan rahmat-Nya serta memberinya petunjuk dan pertolongan dan rizki-Nya. Jika seorang hamba telah ditakdirkan kebaikan dengan doa, maka kebaikan tersebut tak akan teraih kecuali dengan doanya.
Apa yang Allah takdirkan dan pengetahuannya tentang kondisi para hamba serta akibat-akibatnya semata-mata ditentukan berdasarkan sebab-sebab. Dia menghadirkan segala ketetapan berdasarkan waktu-waktunya. Tidak ada sesuatu di dunia dan akhirat kecuali dengan sebab. Allah lah yang menciptakan sebab dan akibatnya. Mengenyampingkan sebab sebagai sebab, adalah bentuk kurangnya akal.”
BACA JUGA:Â Memahami Takdir
Dia juga berkata (8/287), “Ucapan sebagian orang, ‘Sesungguhnya doa hanya merupakan ibadah semata, karena sesuatu yang ditakdirkan telah tetap, baik dia berdoa atau tidak berdoa.’ Maka jawaban baginya adalah, ‘Jika Allah menjadikan doa sebagai sebab untuk meraih apa yang diminta, bagaimana hal tersebut dapat terwujud tanpa doa?!”
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata dalam ‘Al-Majmu Ats-Tsamin Min Fatawa Fadhilah Syekh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin.” (1/157)
“Doa merupakan sebab yang dengan itu si pendoa akan meraih keinginannya. Kenyataannya dia dapat menolak takdir. Sebab tidak ada yang dapat merubah takdir kecuali doa. Maksudnya baginya ada dua sisi; Misalnya, seorang pasien berdoa kepada Allah agar disembuhkan, lalu dia sembuh. Dalam hal ini, seandainya dia tidak berdoa, maka dia tidak sembuh, akan tetapi berkat doanya dia sembuh. Dan kita tetap mengatakan bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan bahwa pasien tersebut sembuh dengan sebab doa, inilah yang telah ditetapkan baginya.
Lalu dia mengira bahwa seandainya bukan karena doa, maka dia akan tetap sakit. Hakikatnya hal itu bukan menolak takdir, karena doa pun asalnya telah ditakdirkan dan bahwa kesembuhannya terjadi berkat doa, ini yang dimaksud takdir asli yang telah ditulis sejak zaman azali.
Demikianlah segala sesuatu terkait dengan sebab yang dengan sebab itu Allah menjadikannya sebagai sebab terjadinya sesuatu. Dan itu telah ditetapkan sejak zaman ajali sebelum kejadiannya.”
BACA JUGA:Â Kuyakin Takdir-Nya Lebih Baik
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 60)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)
Dengan uraian ini semoga kita memahami, bahwa doa dan ikhtiar adalah sebab untuk meraih apa yang diinginkan, maka kita jangan sampai mengabaikannya. Doa dan ikhtiar merupakan sumber kekuatan dan pintu kebaikan bagi seorang hamba muslim sebagaimana yang Allah kehendaki.
Dan tentunya rasa tawakalnya kita harus dibangun diatas dua hal pokok, yaitu bersandarnya hati pada Allah (tidak pada selain-Nya) dan jalan ikhtiarnya sesuai dengan keinginan Allah. Allahu a’lam. []