Oleh: Fathi Nasrullah*
TADI saya muter nyari isi ulang air galon yang murah meriah tanjung kimpul di seputaran Mataram. Sebelumnya beberapa orang ngasih info disana dan disini. Tapi qadarullah antara pada tutup atau mihil-mihil.
Benernya yang dibilang mahal itu ya standar aja. Segalon 5rb. Tapi gimana ya, Hati nurani saya yang seorang relawan pelit bin medit ini ga bisa terima.
Di benak saya, Kita semua harus bahu membahu. Orang luar Lombok yang datang kesini berkorban segalanya. Ya tenaga, Keluarga, Waktu, Ilmu, Pikiran, Harta, Bahkan jiwa raga.
Sedangkan orang Lombok yang tidak/kurang terdampak, Harus ikut berkorban membantu saudara setanah airnya dengan segala cara. Termasuk, Misalnya sekarang ini, Memurahken harga air isi ulang.
Ga lah. Saya ga minta gratis. Cukup misalnya seharga modal dilebihin sedikit. Asal ada untung buat muter perkakas dapur. Toh dalam kondisi begini, Semua orang butuh semuanya. Bukan cuma orang Lombok, Tapi juga kami-kami para muhajir ini.
Jadi itung-itungan matematisnya, Biarpun secara finansial di satu sisi ada kerugian, Tapi di sisi lain ada devisa berupa uang dari luar Lombok yang masuk. Dan itu umumnya untuk kebutuhan dasar hidup macam makanan minuman dsb. Jadi rakyat lebih merasakan gelora ekonomisnya.
Halah ruwet!
Intinya mah saya pingin murah
Titik.
Lalu datanglah pertolongan Allah itu. Bagi menyelamatkan duit antum dari terhambur percuma, Atau masuk ke dalam kas tengkulak penjual derita. Tetiba sepintas terlihat ada keramaian membawa botol-botol air minum dan…
… Galon!
Sempat pesimis. Palingan juga gegara yang lain di daerah situ tutup, Makanya dia rame sendiri. Tapi qadarUllah, Dia gerakkan kepala saya berbelok sekedar menengok.
Kemudian terlihatlah poster besar yang ditulis asal-asalan ini!
Sempat ga percaya, Saya tanya pada penjaga dimana pemilik usaha. Setelah basa/i singkat, Saya tanya berapa dia kasih harga untuk 500 galon air minum yang insyaAllah tiap hari akan kami bagikan pada pengungsi.
Lalu si kakek Arab yang ditemani anak lelakinya itu menjawab ikhlas :
“GRATIS”
Saya kira beliau kurang dengar. Saya ulangi lagi
“Tapi ini ana tiap hari lho ammi. 500 galon tiap hari ana isi kesini.
Mosok gratis?!”
Kali ini anaknya yang menjawab. Pemuda yang wajahnya bercahaya itu tersenyum ketika bilang
“1000 pun tak apa. Bawa kesini sore hari, Besok pagi tinggal antum antarkan ke pengungsi”
Saya langsung pamit. Menyembunyikan airmata haru yang tumpah sepanjang jalan. Bapak tua yang kelihatannya biasa2 saja itu, Yang rumahnya jauh dari kata mewah, Yang usahanya cuma segitu2nya, Bersedia mengisi 1000 galon air perhari dengan gratis.
Lalu dimana posisi saya dibandingkan dia?
Allahu rabbi
Ampuni kami yang dipenuhi syahwat dunia ini
Bagi antum yang berminat membersamai bapak tua tadi dan keluarganya di surga nanti, Silakan berdonasi melalui lembaga manapun.
InsyaAllah banyak atau sedikit donasi antum akan menjadi obat bagi penderitaan saudara2 kita di Lombok, Suriah, Palestina, Dsb
Khusus untuk Lombok, InsyaAllah kita akan meneruskan program air minum bagi pengungsi ini. []
*Tulisan diangkat dari akun fb Fathi Nasrullah, aktivis kemanusiaan yang saat ini tengah berada di Lombok dan menggelar aksi kemanusiaan di sana.