JAKARTA—The World Peace Forum ke-7 akan digelar di Jakarta pada 14-16 Agustus 2018. Sebanyak 100 tokoh agamawan, cendekiawan, dan penentu kebijakan akan menghadiri forum tersebut.
Acara ini bertujuan mencari jalan tengah atas krisis peradaban global seperti politik, ekonomi, dan budaya.
Ketua Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama Dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin selaku penyelenggara mengatakan tokoh Palestina dan Yahudi akan hadir dalam pertemuan ini.
BACA JUGA: Laporan: Pejabat AS Hadiri Peresmian Pembangunan ‘Kampung Yahudi’
Para tokoh yang hadir di antaranya Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash dan Direktur Komite Yahudi Amerika David Scholomo.
Meski mengundang tokoh Palestina dan Yahudi, forum ini tidak dimaksudkan sebagai wadah resolusi konflik antara kedua pihak.
“Tapi ke depan kita bisa angkat isu Israel dan Palestina,” kata Din dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Din mengatakan David Schlomo adalah seorang rabbi. Meski demikian, Din memastikan Scholomo datang ke Indonesia bukan dengan paspor Israel.
“Dia sudah pernah datang berkali-kali ke Indonesia. Dia menggunakan paspor yang lain,” kata dia.
Din mengatakan selama penyelenggaraan World Peace Forum sejak 2006, berbagai capaian telah berhasil dilakukan.
Seperti perdamaian di Filipina Selatan dan konflik antara Muslim dan Kristen di Afrika Tengah.
BACA JUGA: 126 Rumah Muslim di Filipina Terbakar saat Idul Fitri
“Kami dulu tengahi MILF dengan pemerintah Filipina,” kata dia.
Din mengatakan forum ini nantinya akan dibagi menjadi beberapa sesi dengan pembahasan berbeda-beda di antaranya jalan tengah untuk peradaban baru dunia, jalan tengah dalam perspektif agama, jalan tengah dalam perspektif ideologi nasional, jalan tengah dalam implementasi ekonomi, jalan tengah dalam implementasi politik, jalan tengah dalam implementasi budaya.
Pada ujung pertemuan, forum akan melahirkan Jakarta Message sebagai rekomendasi atas krisis global yang berlangsung.
Acara ini nantinya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. []
SUMBER: ANADOLU