Oleh: Aisyah
Mahasiswi STEI SEBI
KETERAMPILAN dalam berkomunikasi merupakan modal atau kunci sukses dalam membangun suatu hubungan yang baik. Dalam islam, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan bagian dari sifat Tabligh (menyampaikan). Yakni sifat yang ada pada diri Rosulullah SAW.
Beliau sangat terampil menyampaikan misi-misi kenabiannya sehingga mudah diterima. Beliau adalah ahli Human Relationship dan karenanya beliau berhasil melaksanakan tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Rosul, pemimpin, maupun usahawan.
Sifat Tabligh tersebut juga melekat pada diri para sahabat Rosul. Mereka menyadari arti pentingnya berkomunikasi dalam berdakwah dan menjalankan usahanya. Gaya komunikasi yang diterapkan para sahabat Rosul adalah yang mengedepankan penghargaan terhadap orang lain, sehingga mampu melahirkan konsep marketing yang andal.
BACA JUGA: 70 Persen Masalah Rumah Tangga Akibat Gagal Komunikasi?
Berikut ada 6 prinsip komunikasi yang telah dijalankan oleh Rosul dalam berdakwah dan para sahabat dalam dunia usaha:
1 Berkomunikasi dengan arah pembicaraan, ucapan, dan perkataan yang benar, baik dari segi pesan maupun tata bahasa saat menyampaikannya
Artinya, komunikasi disampaikan dengan benar, jujur, dan tidak ada rekayasa di dalamnya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj:30 (yang artinya)
“…dan jauhilah perkataan dusta”
2 Berkomunikasi secara tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya
Ini berarti kita mesti mampu berbicara secara efektif dan mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Perhatiakan siapa lawan bicaranya kemudian sesuaikan kemampuan atau kapasitas lawan bicara (komunikan).
Rosulullah SAW bersabda: (yang artinya)
“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka.” (HR. Muslim)
3 Berbicara dengan perkataan baik, pantas, santun, dan tidak menyakiti ataupun menyinggung perasaan orang lain
Dengan kata lain, saat komunikasi berlangsung, sebisa mungkin isi pembicaraan diarahkan untuk kebaikan dan manfaat bagi masing-masing pihak.
4 Mengandung perkataan yang mulia dan penuh penghormatan terhadap komunikan
Maksudnya, hal yang kita bicarakan tidak mengandung kata-kata yang merendahkan lawan bicara, baik tanpa sengaja maupun disengaja.
5 Pembicaraan yang lemah lembut dan enak didengar
Artinya, saat berbicara kita tidak membentak atau berkata-kata yang dapat menimbulkan sakit hati lawan bicara. Namun, jika memang terpaksa melakukan sindiran dalam sebuah pembicaraan, maka sebisa mungkin kita melakukannya dengan lemah lembut dan pengertian terhadap lawan bicara.
6 Pembicaraan diucapkan dengan mudah dan memudahkan lawan bicara memahaminya
Artinya, hal yang dibicarakan bersama membuat lawan bicara senang, antusias, dan tidak menimbulkan salah persepsi.
Itulah 6 prinsip komunikasi yang selalu menjadi pedoman para sahabat Rosul saat menjalankan usaha mereka. Tak mengherankan jika Abdurrahman bin Auf, salah satu sahabat Rosul yang terkenal atas hartanya yang melimpah, bisa menguasai pasar dalam waktu yang relatif singkat.
Adapun keuntungan memiliki komunikasi yang baik yakni akan lebih mudah mendapatkan banyak relasi dan disukai para partner bisnis. Bahkan akan mendapatkan pelanggan lebih cepat atas dagangan yang mereka jual.
Jika sudah mengerti, segeralah untuk dipraktekkan. Agar kemampuan berkomunikasi dapat diasah dan dikembangkan dengan lebih baik lagi. Sehingga apapun usahanya akan menjadi lancar dan hasil yang diperoleh pun akan maksimal. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.