RASULULLAH Muhammad Saw. pernah mengingatkan: “Orang meninggal di antara kalian yang berada dalam kehinaan adalah bujangan.”
Rasulullah Saw. juga mengingatkan bahwa, “Sebagian besar penghuni neraka adalah orang-orang bujangan.”
Tapi di zaman sekarang, mencari pasangan hidup juga tidak mudah. Ada berbagai pertimbangan. Ketika seorang laki-laki (ikhwan) mencari seorang perempuan (akhwat) untuk dijadikan istrinya, atau sebaliknya, secara tak sadar ada hitungan matematis yang selalu dipertimbangkan dalam-dalam.
Kalau sudah begitu, urusan perkenalam (taaruf) bisa bubar jalan. Bagaimana menyikapinya? Simpel saja sebenarnya. Taka da dua manusia manapun di dunia ini yang benar-benar cocok dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Sebuah rumah tangga justru selalu dibentuk dari dua karakter berbeda yang akan saling melengkapi.
Berikut adalah petikan kutipan dari seorang rekan Islampos di status facebooknya. Menarik untuk disimak—terutama bagi mereka ikhwan yang masih belum juga menikah padahal usia sudah di ambang 20 atau 21 tahun.
Mina : “Bang, calon abang pinter masak gak?”
Budi : “Gak pinter.”
Mina : “Kalau Mina pinter masak lho bang. Terus calon abang pinter nyuci baju gak?”
Budi : “Gak pinter.”
Mina : “Kalau Mina pinter nyuci baju lho bang. Terus calon abang pinter beres-beres rumah gak?”
Budi : “Gak pinter.”
Mina : “Kalau Mina pinter beres-beres rumah lho bang. Lha, jadi ngapain abang mau nikah sama dia kalo dia semua gak bisa?”
Budi : “Abang cari istri dek, bukan cari pembantu. Nanti kalo abang butuh pembantu baru abang cari kamu ya..” []